Prinsip- prinsip berfikir Rasional
Prinsip merupakan
sesuatu yang mendasar. Berfikir merupakan aktifitas untuk mencari tahu. Dan
rasional adalah sesuatu akal. Jadi prinsip berfikir rasional adalah dasar untuk
mencari tahu sehingga difahami akal.
Dalam pembahasan
tentang prinsip – prinsip berfikir ada beberapa hal yang sangat mendasar yang
penting untuk dipahami, apa yang digunakan untuk berfikir ? Apa manfaat
berfikir ? Setelah berfikir apa yang dilakukan ?
Berangkat dari pertanyaan
pertama bahwa apa sesungguhnya yang digunakan untuk berfikir, dalam beberapa
literature tertentu menjelaskan bahwa yang digunakan untuk berfikir adalah
akal. Perlu juga dipahami bahwa difenisi adalah alat yang digunakan untuk
menilai sesuatu.
Dari awal sebenarnya
terjadi pertarungan agumen tentang landasan pengetahuan, yang menduduki pusat
permasalahan dalam filsafat bahwa teori pengetahuan apa yang dapat diterima
oleh akal secara logis. Kita akan mencoba mengupas tuntas tentang berbagai aliran
pemikiran yang sampai hari ini menjadi landasan pengetahuan manusia
1. Teori Idealitas
Taori plato tentang
pengingatan kembali adalah teori yang berpendapat bahwa pengetahuan pengetahuan
adalah mengingat kembali informasi tentang pengetahuan yang pernah diterima,ia
bersandar pada filsafahnya tentang (alam ide) keazalian jiwa,yakni jiwa manusia
ada dalam betuk berdiri sendiri terpisah dari jasadnya,sebelum jasad itu ada.
Karena wujud jiwa itu bebas- bebasnya dari materi ia berhubungan dengan alam ide
realitas-realitas yang bebas dari alam materi.
menjelaskan
Sanggahan terhadap teori Plato ini adalah seperti yang telah diterankan oleh
para kritikus filsafat plato, Jiwa dalam arti filosofis bukanlah sesuatu yang
mujud secara terpisah dalam bentuk abstrak sebelum adanya badan atau jasad ia
adalah hasil gerak sustansial dalam
material. Mula-mula jiwa mulai dengan gerak ini dengan sebagai materi dengan
sifat- sifat materi dengan dan tunduk pada hokum-hukum materi. Dengan sarana
gerak ini ia menjadi gerak immaterial. Dan tidak tunduk pada hokum-hukum
materi. Kemudian sanggahan berikutnya adalah plato tidak tentang kondisi yang
membuat jiwa itu turun dari alam yang sempurna kelam yang tidak sempurna
{materi}.
2.Teori pengindraan atau empirical
Teori empiris
mengasumsikan bahwa pengindraan adalah satu- satunya yang membekali akal
manusia dengan konsepsi- konsepsi dan gagasan, dan {bahwa porensi mental akal
budi} tecermin dari bebagai persepsi inderawi.
Teori empirical
berdasarkan pada eksperin ilmiah yang dari proses pengindraan, dimana dalam
teori ini kebenaran disandarkan pada hasil eksperimen ilmiah dikonsepsi oleh
indra. Dalam teori ini dipahami bahwa ada beberapa indra yang mampu untuk
melakukan konsepsi,
1. Mata sebagai alat indra untuk melihat
2. Hidung sebagai alat pencium
3. kulit sebagai alat peraba
4. lidah sebagai alat pengecap
Dari kelima alat
tersebut yang dijadikan sebagai landasan kebenaran, bahwa akal tidak mampu
mempersepsi apapun selain dengan menggunakan indra maka dengan itu indra
dijadikan landasan pengetahuan.
Sanggahan terhadap
teori empirisme tersebut adalah pada dasarnya manusia memiliki ide- ide fitri
yang ada dalam bentuk potensi, contohnya adalah apakah pengetahuan tentang
menangis anak yang baru lahir atau keluar dari kandungan didapat berdasarkan
indra atau pengalaman? Hal ini menandakan bahwa terdapat ide-ide fitri dalam
diri manusia atau biasa disebut dengan pengetahuan awal.
Sanggahan
berikutnya adalah bahwa sesungguhnya semua sumber pengetahuan yang dibahas pada
teori enpirisme memiliki keterbatasan, dimana kesemuanya terbatasi ruang,
jarak, dan waktu. Dalam artian bahwa teori ini tidak dapat dijadikan landasan
kebenaran dikarenakan sifatnya relative.
3.
Teori Rasionalisme
Teori
rasinalismeadalah teori yang menyandarkan segala bentuk pengetahuan berdasarkan
kaidah- kaidah akal manusia, tetapi teori rasionalitas tidak menolak secara
mutlak teori empirisme tetapi teori tersebut dijadikan sebagai alat pengetahuan
yakni inderalah yang melakukan konsepsi terhadap realitas eksistensi eksternal
atau keberadaan diluar akal kemudian akallah yang melakukan perseosi atau
penilaian berdasrkan hasil konsepsi. Ingat bahwa kaidah-kaidah berfikir sangat
perlu untuk dipahami.
Dalam melakukan penilaian
maka sangat perlu dipahami prinsip-prinsip berfikir agar tidak terjebak dalam
kesalahan berfikir, beberapa contoh kesalahan berfikir adalah, pemikiran yang
selalu berputar traumatic atau kejadian yang pernah terjadi kemudian muncul
ketakutan yang luar biasa dengan waktu yang berbeda dan lain- lain, maka dengan
itu sangat perlu dipahami prinsip- prinsip tentang baerfikir sebagai berikut:
. Hukum identiras, dimana
segala sesuatu hanya sama dengan dirinya
sendiri contoh A = A
. Hukum non kontradiksi
artinya hokum yang tidak bertentangan, dimana
sesuatu tidak akan
menjadi yang bukan dirinya contoh A#-A
. Hukum sebap akibat bahwa
setiap akibat lahir dari sebap
. hokum keselarasan, bahwa
setiap satu sebap pasti melahirkan satu akibat.
Seperti itulah prinsip-prinsip yang sangat
penting untuk dipahami, jikalau
Melakukannya yang jelas tidak boleh
menggunakan prinsip berfikir
Tersebut.
Pembagian ilmu
Mereka membagi filsafat
kepada dua bagian yakni, filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat
teoritis mencakup:
.
Ilmu pengetahuan alam, seprti: fisika, biologi, ilmu pertambangan dan
astronomi;
.
ilmu eksakta dan matematika
. ilmu tentang ketuhanan dan methafisika.
Fisafat
praktismencakup:
.
norma- norma {ahlak}
.
urusan rumah tangga
.
social dan politik
Filusuf adalah orang yang
mengetahui semua cabang- cabang ilmu pengetahuan tadi. Pada pembagian ilmu
diatas bersifat ilmu formal yang sangat banyak didapati dalam akademis, tetapi
kita dapat mengkaji ilmu yang non formal
.
ilmu panca indra yaitu ilmu yang kita dapat peroleh melalui
pengindraan
. ilmu khayal atau ilmu perbandingan adalah
yang dimana proses
konsepsinya dilakukan melalui panca indra.
Contoh indra mengkonsepsi
cakar elang, sisikular, api, maka melahirkan
tentang persepsi tentang
naga, atau emas dipadukan dengan gunung
sehingga melahirkan gunung
emas yang sifatnya hanya ada dalam khalayan
. ilmu
wahmi yaitu ilmu yang berkenaan dengan perasaan yaitu cinta
sedih
dan sebagainya
. ilmu akal yaitu ilmu yang
dengannya manusia. Ilmu ini dicapai dengan
kesempurnaan akal. Akal tersebutlah yang
kemudian mengelola ilmu
ilmu sebelumnya, yaitu yang didapat lewat panca indra, wahmi, khayal
maka ia mengambil kesimpulan-kesimpulan
universal dari sesuatu yang
ia bandingkan tadi.
Konsep gerak dan tujuan manusia
.
gerak adalah proses perubahan subtansi ke subtansi lain
. Manusia adalah ciptaan yang diberi potensi
akal untuk ditaklukan
sangat disayangkan ketika terjadi
pengkalaiman kepada diri bahwa
Sesungguhnya kita
adalah manusia sementara kita tidak pernah mencoba mengkaji tentang manusia
seutuhnya, dalam hal ini manusia dianggap adalah ciptaan yang maha sempurna
atau bagian filosof mengatakan bahwa manusia sebagai mikro kosmos yang
senantiasa bergerak dan menyempurna. Proses pergerakan manusia inilah yang
menjadi problem hari ini, Apakah manusia bergerak untuk mendekati penciptaNya
ataukah menjauhi penciptanya? .
Dalam sebagian
konsep mengatakan bahwa hendaknyalah manusia bergerak mendekati penciptanya,
bentuk- bentuk gerak manusia dalam hal ini adalah proses penghambatan kepada
tuhan dan proses penghikmatan kepada sesama manusia serta menjaga kondisi alam
agar tetap lestari, sehingga terbangunlah rasa saling memahami, mengerti, dan
tolong menolong sesama karena kesemuanya itu adalah proses penghambatan
terhadap tuhan tempat kita kembali nantinya. Segala yang ada dialam semesta ini
adalah menjadi tanggung jawab kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar