Individu dan Masyarakat
Manusia mahluk dialogis
Sejak semula manusia didesain dan diciotakan sebagai mahlik yang
dialogis. Di samping manusia disebutkan mahluk berakal, ia juga merupakan
mahluk rohani. Di dalamnya terdapat ruh ilahi yang hidup kekal tak kenal
kematian. Oleh kare3nanya tak tak pernah manusia itu sendiri tanpa kehidupan
yang menyertainya. Hidup berarti juga berfikir, merasa, berkreasi, dan juga
berdialog. Ada
kalanya manusia berdialog dengan dirinya sendiri, dengan sesame temanya, dengan
alam lingkungan,dengan masa lalunya, dengan bayangan dimasa depan, dengan suka
citanya, dan pendeknya, dengan kehidupan dan pengalaman yang menyertainya baik
yang tampak hitam, kelabu, remang-remang, maupun yang terang benderang.
Manusia adalah mahluk yan g
paradoksial. Kadang kala ia menyendiri menjaga eklusifannya, tetapi pada saat
yang bersamaan ingin berada bersama yang lain. Terlalu akbar, sunyi dan
mengerikan kalau saja bumji ini di huni sendirian. Hanya dengan berada dan
melibatkan diri sendiri dengan yang lain manusia akan menghayati kemanusiaannya
dan keakuannya. Tetapi ketika berada bersama orang lain itu tidak jarang
seseorang merasa terganggu kesendiriannya. Bagaimanapun, seseorang senantiasa
membutuhkan kehadiran orang lain. Melalui dialog dan berada bersama orang lain
maka seseorang akan tumbuh manjadi dirinya sendiri.
Pada mulanya menjadi dirinya
sendiri ditempuh dengan cara meniuru prilaku orangmemulai menapaki garis
kehidupanya adalah juga berarti meniru dan mengikuti pola piker, kepercayaan
dan perilaku gfenerasi yang dulu lahir, yyang melingkupi diri kita. Kalau
ditanya mengapa aku menjadi seorang Muslim, Krisstiani, Budhisme secara
sosiologis sudah pasti merupakan produk lingkungan. Tetapi peniruan yang
idiikuti sikap kritis pada akhirnya akan mengantarkan seseorang untuk menemukan
dan membentuk dirinya sendiri secara otentik.
Setiap individu adalah unik,
suatu keunikan yangtumbuh bersama keunikan orang lain, yang pada giliranya akan
melahirkan keunikan kit. Kita hidup bersama dalam perbedaan, dan berbeda dalam
kebersamaan. Orang yang tidak bias menerima dan menghargai keunikan orang dan
tidak mampu lebur dalam proses dialog de ngan orang lain adalah orang yang
gagal memahamin diri dan sesamanya. Kehidupan adalah sebuah dialog secara terus
menerus. Dalam dialog secara dewasa dan produktif tentu saja diperlukan
kesabaran, pengalaman dan kepercayaan diri serta kematangan peribadi. Dialo]g
yang produktif tidak akan terwujud jika masing – masing partisipan tidak ada
kesediaan untuk memnbuka diri, kesediaan memberi dan menerima secara sukarela
dan antusias.
Dialog antar kita terwujud hanya
ketika kit bias duduk sejajar dalam daratan kekitaan. Dunia ini milik kita,
hidup ini kita jalani bersama, dan semua persoalan amnesia adalh juga persoalan
kita semua Termasuk persoalan kebutuhan dan masaalah agama serta keberagamaan
adalh juga persoalan kita sebagai sesame manusia. Dan kekitaan akan lestara dan
menimbulkan rasa damai serta kreatif kalau tali pengikatnya adalah rasa saling
cinta, simpati dan disari saling menghormati,
saling mempercayai serta masing – masing kita bersikapbisa dipercaya.
Tinjauan Psikologis Individu dan Masyarakat
Pada
dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yaitu yang
mempesoalkan apaYang diperbuat individu dalam lingkungannya dan mengapa ia
berbuat.
Manusia tergolong adalah mahluk sosial sekaligus mahluk sosial. Pada
penggolongan tersebut terdapat perangkat yang meyusunya masing – masing.
Mahluk individu menyusun system/
perangkat kepribadian : ide atau gagasan
Tujuan atau cita – cita ---> Motivasi ---> Interest dan keuntungan ---> Sentiment
atau perasaan ->egoisme.
Setiap manusia melakukan
aktivitas berfikir untuk mencari sebuah jawabn – jawaban dari persoalan yang
diperolehnya. Dari proses berfikir tentunya bermain dalam wilayah idea hingga
memunculkan ide atau gagasan. Dari
sebuah gagasan akan membentuk sebuah cita – cita atau tujuan yang ingin dicapai.
Cita – cita yang terbentuk akan munculkan motivasi atau dorongan untuk berbuat
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keuntungan – keuntungannya. Dalam berbuat,
memuwujudkan cita – cita/harapan tak terlepas dari perasaan- perasaan yang
diperoleh dan dibangun untuk berhubungan dengan apa – apa yang diluar dirinya
(lingkungannya)
Tiap ndividu terdapat ego yang
bersifat psikologi yang berorientasi pada kepentingan diri. Sikap optimis dalam
berbuat, wujud dari ego untuk memperoleh hasil yang diharapkan/cita – citakan
segera terealisasikan.
Interaksi
dir terhadap sesuatu diluar dirinya (lingkungan) dalam proses pencapaian cita –
cita terdapat beberapa kemungkinan hubungan yaitu :
·
Individu menentang lingkungannya (Tidak
menguntungakan)
·
Individu memanfaatkan linkungannya ( Menguntungkan)
·
Individu ikut serta pada apa yang sedang
berjalan dalam lingkungan ( mencari peluang – peluang/kesesuaian cita – cita )
·
Individu menyesuaiklan diri dengan lingkungannya
)
Kemantapan/kematangan
dalam pengolahan perangkat kepribadian akan mampu mengolah sumber daya yang ada
diluar dirinya baik terhadap alam ataupun orang-orang.
Mahluk sosial memuat system / perangkat sosial : pemnagian / jenis
masyarakat, Institusi (PEMDA, PAM ), DAN Organisasi (LSM, HMPT). Masyarakat =
sekumpulan indifidu komuity persamaan. Pembagian masyarakat menurut tingkatan
ekonomi yakni Kaum atas, (kerajaan), Kaum menengah (petani, pekerja), dan kaum
bawah (budak). Dan masih banyak lagi pembagian masyarakat yang ditinjau
berdasarkan pada aspek lainnya.
- Unsur pembagian tersebut saling terkait/ berhubungan secara sinergis dan dinamis membentuk pola prilaku\ bersama berinteraksi mencapai tujuan berdasar pada persamaan tertentu.
- lingkungan dapat membentuk kepentingan indifidu, kolektif.
- perbedaan kepentingan antar indifidu, kolektif akan terjedi kompetisi kesenjangan sosial
- butuh keteraturan dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut tanpa mengesampingkan kepentingan bersama yakni sebuah aturan-aturan atau norma yang mengikat setiap unsure /elemen yang ada didalamnya.
- Control/ fasilitator
- Hukum aturan-aturan sebagai pengikat kelompok masyarakat
- Pememfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat
Peran kader HMPT
dalam dunia masyarakat adalah sosial control dan agen pembaharu, dimana kader
HMPT menjadi pemyambung antara masyarakat pemilik modal dan penentu kebijakan,
satu kesatuan sistim tersebut harus dipelihara oleh kader-kader HMPT agar tidak
terjadi ketimpangan sosial masyarakat. HMPT ada karena kita masih satu kesatuan
dalam bingkai cinta menuju titik kesempurnaan sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar