DIMENSI MATERI
Analisa mental,
Emosional dalam individu dan masyrakat
Pengertian
Psiko adalah jiwa, logos
adalah ilmu
Psikologi adalah ilmu tentang kejiwaan
Perangkat dan tujuan
Perangkat-perangkat psikologi
adalah mental, emosional, akal, jiwa, dan jasad Tujuan mempelajari psikologi
adalah untuk memudahkan dalam melakukan interaksi dengan lingkungan diluar
diri.
Psikologi terbagi atas dua :
1. psikologi filsafat yang
berhubungan erat dengan agama dan ilmu filsafat, yang apakah jiwa itu, kemana perginya setelah
mati. Pengetahuan ini tak dapat dicapai dengan empirisme
2. Psikologi empirisme
yang mempelajari gejala-gejala jiwa yang kadang memakai percobaan sehingga
dikatakan psikologi eksperimen dan oleh objeknya adalah tingkah laku manusia
yang dapat dilihat.
Kreasi
mental
Sangat
terserap orang- orang yang dalam kreasidapat terlihat di bahwa mereka sangat
jarang memikirkan nilai kraesi lain yang berbeda dalam diri mereka. Hal – hal
tersebut yang merangsang, yang menarik perhatian, yang berupa ketertarikan,
semua ini dituntu oleh orang, yang meskipun menjadi terbatas dan tak hirau akan
kreasi didalam, yang terus berlanjut secara tak sadar.
Terus
terang, setiap manusia adalah satu dunia dalam dirinya. Tetapi betapa kecilnya
manusia memantulkan tentananya. Dia selalu sadar atas ujud hanya berupa teteasan
di lautan. Sebaliknya dia tidak mengetahui bentuk ujud lain, dalam mana ialah
lautan dan selainnya teteasan.
Berabad
– abad yang lalu, Zoroaster mengajarkan bahwa ada tiga jenis kebaikan : yaitu
alam fikiran, dalam lisan, dan dalam perbuatan.
Seseorang selalu mengambil
kebaikan dalam perbutana sebagai kebaikan, dan dosa dalam lisan ataupun juga
pikiran. Kadang – kadang fikiran manusia lebih kuat dibanding lisandan
perbuatannya. Merupakan sebuah pengalama seorang ahli mistik dan setiap orang
yang telah menjalani jalan kerohanian (spiritual) bahwa kekuatan fikiran jauh
lebih lebih besar ketimbangan yang lisan atau perbuatan. Dalam kehidupan sehari
– hari kita mendapati bahwa jika kita memikirkan seseorang membawa buku
tertentu atau kembang yang kita hasratkan, kita sering mendapati bahwa dia
dating menemui kita, membawakan buku hasrat tersebut, dan meskipun telah
terjadi ( yang) seperti ini adalah kekuatan pikiran, kreasi akal.
“Pikiran
adalah sesuatu “, seperti telah dikatakan, tetapi ( sebenarnya ) mereka lebih
ari itu, pikiran adalah ujud – ujud. Mereka hidup sebagaimana kita; mereka
bekerja seperti kita bekerja. Mereka mempunyai kehidupan dalam diri mereka (
Nabi ) Isa as. Berkata, “ kata – kata yang saya bicarakan kepadamu, mereka
adalah ruh dan hdup mereka “. Ruh adalah kehidupan nyata. Manusia adalah ruh.
Tubuh adalah materi. Tubih membangkitkan akal yang kita sebut pikiran atau
imaginasi. Pikiran dikontrol yang lain tak dikontrol.
Pertanyaan
adalah, jika kita membuat dunia dan mencetak kehidupan kita, mengapa kita
mempunyai ketasengangan, mengapa kesulitan didalam kehidupan, mengapa gagal
dalam kehidupan? Jawabannya adalah bahwa itu adalah bukan kesalahan Maha
Pencipta bukan pula dunia. Adalah kesalahan pengabdian kita,
kekurang-pengetahuan kita. Budha menggambarkan kekurang-pengetahuan kita dalam
cara : yaitu jika anda sedang bergelantungan kepada cabang sebatang pohon dalam
gelap pekatnya malam, sehingga anda tidak mampu melihat apa yang dibawah kita
(Anda) itu, apakah darat atau laut. Lalu anda selalu khawatir akan jatuh, anda
tetap bertahan bergantung kepada pohon dan sementara anda menderita kekurangan
betapalamakah dapat bertahan sebelumnya anda harus terlepas. Berap lamakah anda
dapat bergantung kepada cabang ? meskipun dibawah kaki anda tiada sesuatu
seperti hidup seperti cahaya. Alau seperti datangnya matahari terbit Anda
mendapati tidak ada air, karena hanya daratlah dibawah kaki anda.
Daratan
keabadian terlalu jauh dari kita, tetapi ketika matahari pengetahuan terbit
kita melihat bahwa ia dekat, sangat dekat ! seseorang mengetahui itu, dia tidak
perlu diajari moral atau kebaikan; dia mengetahui apa yang terbaik untuknya,
untuk berangkat ; dia mengetahui sendiri;. Dia mengetahui jika ia menciptakan
ruh-ruh tersembunyi dalam pikirannya dia akan menjadi monster, dan akan
berjalan menentangnya, dan ia akan meruntuhkan hidupnya sendiri. Tetapi jika
manusia keinginannya, dan dia selalu dikelilingi cinta dan kebaikan
Sekali orang menyadari ini, hidup
mereka menjadi berbeda. Dia menjadi penyembuh bagi manusia; mereka bersimpati
dangan kesukaran otang lain; mereka melayani kesulitan orang lain; mereka
mencari tau jika mereka tidak dapat melakukan sesuatu, tidak dapat menolong
cara apapapun. Nasihat mungkin membantu, pikiran kebaikan dan simpati akan
menolong. Apaspun yang dilakukan orang-orang lain mereka lakukan kepada mereka
sendiri, karena setiap pikiran kebaikan atau kebijakan dan simpati memunculkan
sebuah dunia simpati sekitarnya, dan ada orang tidak dapathidup tanpanya jika
mereka pergi kesuatu daerah dimana tak ada yang mengetahui mereka, mereka dapat
merubah simpati dan cinta; jika mereka telah menciptakan itu didalam diri mereka
.
Itu menunjukan
betapa penting berhati- hati dari apa yang kita katakan. Seseorang bertindak
dibawah pengaruh {spell} kemarahan, menyatakan sesuatu seperti, “Saya tidak
ingin melihat wajahnya,” kata-kata buruk apapun dan dia berharap tidak pernah
mengatakan atau melakukan Sesuatu hal setelah pengaruh itu menghilang; bahkan
tidak pula kepada seorang musuh yang dia berharap telah menyatakan hal-hal ini.
Tetapi pada saat dia tidak mengetahui bahwa aoa yang dia ciptakan
{sebenarnya}hidup. Yang diciptakannya itu akan menakutkannya, dan akan menjadi
musuhnya sebagaimana musuh seseorang yang prasangka salahnya ditujukan. Bukan
hanya itu, tetapi ia akan memunculkan lebih banyak yang serupa itu. SEkali satu
pikiran jahat diciptakan dalam ruh kemarahan atau pengampunan, terdapat seribu
ruh-ruh lain tercipta darinya. Suatu dunia mungkin tercipta dengan memberi
jalan keluar kepada kelemahan tunggal.
Semua itu kita tumpuk dan kumpulkan
didunia luar demi kebahagiaan dan kenyamanan kita (barangkali suatu kondisi)
adalah terbtas, bahkan bukan bagian keseratus dunia ini yang kita miliki dapat
kita sebut benar-benar milik kita, tetapi akal kita dapat menciptakan dan
mrngumpulkian pikiran-pikiran dan pengesanan yang tak terhitung yang semua meningkatkan
dunia nyata. Semua milik kita, semua yang kita kumpulkan dalam kehidupan, semua
hal-hal ini bersifat sementara yang suatu hari kita kita harus tinggalkan;
tetapi yang telah kita ciptakan dari pikiran kita, dari akal kita, itulah yang
hidup.
Seorang
berpikir,” Duhai, suatu hari saya akan membangun sebuah pabrik” Pada saat ini
dia tidak mempunyai, tidak berilmu tanpa kemampuan, tetapi berpikir tentang
Sesuatu yang lain Barangkali tahun-tahun berlalu, dan seribu sumber menyediakan
baginya bahwa dia mempunyai suatu hasrat. Jika seseorang me lihat kembali dalam
kehidupannya, pada apa yang dia pikirkan tentang pada waktu-waktu yang berbeda,
dia akan menemukan bahwa garis nasib (Yang ditimur kami menyebut kismet,
takdir) dibentuk oleh pikiran kita. Pikiran telah mempersiapkan bagi kita
kebahagiaan atau ketakbahagiaan tersebut yang kita alami.
Jika pikiran menyelesaikan ini,
begitupun cinta dan imajinasi. Bahkan suatu mimpa dapat menyelesaikan banyak
hal, berdasarkan kepada pengesanan yang ia buat. Berapa pikiran berupa
sesuatu-sesuatu, berupa objek, pikiran yang berupa ujud-ujud Beberapa pikiran
berupa malaikat-malaikat {yang} yang dekat dengan kita dan beberapa berupa
setan. Mereka semua mengelilingi kita, baik menolong kita menuju penyelesaian
objek-objek di hadapan kita atau menarik kita kembali dari hal-hal tersebut
yang kita ingin selesaikan
Seseorang berpikir, dan barangkali
dari hasil pikiran ini sangat rapuh; orang lain mempunyai pikiran pada hari
ini, dan besoknya hasrat tersebut terpenuhi. Mengapa demikian? Karena kekuatan
pikiran. Dalam pikiran seseorang terdapat kehidupan {yang lebih hidup}; pada
orang lain, kurang hidup. Kita menyebut kehidupan tersebut yang memiliki
kesadaran aktifitas; kita menyebut objek tersebut yang kurang intelejensi dan
kesadaran. Bahkan, sejujurnya, keduanya hidup. Perbedaan antara objek dan
Sesuatu yang hidup yaitu yang satu kurang hidup dibanding dengan yang lain.
Seseorang dengan kehendak yang lemah tak memiliki kekuatan dalam pikirannya. Jika
ia memikirkan Sesutu seribu kali, tak berefek, karena dia tidak memiliki
vitalitas atau energi tersebut yang dibutuhkan bagi pikiran untuk hidup
Apakah fitalitas yang memberikan
kehidupan kepada pikiran? Sama dengan yang ada pada manusia, pada sayuran, pada
mineral. Pda satu kasus kehidupan berada pada permukaan; pada kasus lain
tertutupi. Itulah sebabnya kita menggunakan kata sesuatu pada satu kasus dan
ujud pada kasus yang lain. Maka terdapat pikiran yang hidup dan pikiran yang
mati. Pada kelas yang mana pikiran termasuk, bergantung pada tekad (will
power): manakala ada tekad, kata [mengungkapkan] yang diucapkan dan yang
dilakukan
Ide ini diekspresikan oleh kata-kata
kalpa vrakhsha, “pohon hasrat”
ceriteranya adalah siapapun yang pernah mendatabgi pohon ini dan duduk
{dibawahnya beberapa saat akan terpenuhi}[lit : memiliki ] keinginan apapun
yang mungkin dihasratkan. Meskipun tak ada ortang yang mengetahui dimana pohin
ini bias didapatkan. Pohonh tersebut adalah akal; Itulah yang memberikan
kekuatan kepada pikiran, memberikan ruh atau kehidipan kepada pikiran, adalah
perasaan. Seorang manusia tanpa perasaan dia bagaikan mati; dengan perasaan dia
hidup. Dan begitupun pikirannya. Pikiran dengan perasaan merupakan kekuatan
yang lebih besar ketimbang pikiran tanpa perasaan. Sekedar mengatakanb, “saya
saya menyukai seni, : tak akan berefek bilamana tak ada perasaan dibaliknya.
Hanya sekedar seuntai kata-kata; tak ada kehidupan padanya. Tetapi manakala
kata-kata tersebut disampaikan dengan perasaan, mereka juga keluar melalui hati
anda pula, dan pikiran menjadi hidup
Pernah hidup seorang besar yang
kata-kata kinasihnya dapat menghidupkan siapapun, orang yang dapat mengutuhkan
kehidupan dan dapat menyembuhkan. Mereka telah meninggalkan pikiran mereka
dibelakang mereka, dan orang-orang telah memelihara mereka (pen: riwayat hidup
dan ucapan-ucapannya) sebagai skriptur, sebagai kitab suci. Orang-orang telah
mengambil mereka sebagai agama. Ada
pikiran yang tak akan pernah mati, ada semacam umur panjang yang telah
kepadanya. Apapun yang membentuk pikiran mereka telah mengambil musik, prosa,
puisi, aforisme, kumpulan kata-lata [hikmah] merka tak akan pernah mati; mereka
akan hidip selamanya.
Pergerakan
Setiap pergerakan mempunyai
signifikansi lebih besar ketimbang [yang] seseorang dapat bayangkan.
Orang-orang terdahulu, mengenal fakta ini, mengetahui psikologi pergerakan, dan
sangat sungguh sangat disayangkan bahwa ilmu tentang pergerakan dan tentang
pengaruh psikologinya nampaknya sangat sedikit diketahui saat ini. Pergerakan
adalah kehidupan, ketiadanya bak kematian. Semua yang memberi pembuktian
kehidupan dalam bentuk apapun adalah [karena] ketiadaan pergerakan.
Pergerakan dapat dipahami dari titik
yang berbeda, dan terdapat banyak pergerakan. Ada pergerakan seketika [yang]
alami, yang lebih sering nampak dengan memperhatikan pergerakan anak-anak tanpa
dosa yang belum dipelajari mereka dari manapun, orang yang belum terpengaruh
oleh orang yang setelah melihat orang [lain] membuat pergerakan, dan hanya
membuat mereka secara alamiah, mengungkapkan perasaan-perasaan yang kata-kata
tak pernah ungkapkan. Ketika perasaan kekaguman, ketakutan, kenikmatan,
kesemarakan, kasih saying, atau penghargaan diungkap secara alami, mereka
menyingkap lebih banyak dari pada yang selamanya kata-kata dapat katakana.
Kemudian ada pergerakan yang dapat
digolongkan sebagai suatu bahasa dari orang-orang yang berasal dari komunitas,
keluarga tertentu, Negara tertentu. Hanya para anggota komunitas tertentu
tersebut yang mengetahui bahasa tersebut: yang lain sangat lalai tentangnya.
Pergerakan –pergerakan ini yang telah menjadi ungkapan-ungkapan bahasa yang
tidak dimengerti oleh rakyat negeri lain, tetapi mereka bukan
pergerakan-pergerakan alamidan seketika yang disebutkan diatas yang seperti
suatu bahasa bagi keseluruhan. Misalnya cara ketimuran memanggil seseoarang
adalah dengan semua jemari; itu mensugestikan, “memanggilmu dengan seluruh
hatiku” dan seorang memanggil orang lain hanya [dengan] satu jari dianggap tidak
sopan. Di Italia dan Negara-negara mediteranian lain terdapat cara yang sama
untuk [lit: tentang] memberi isyarat kepada orang lain. Di semua Negara-negara
timur pergerakan-pergerakan tersebut mungkin berbeda, mungkin ada juga beberapa
pergerakan yang seperti terdapat di Eropa selatan; terdapat alas an-alasan
psikologi mengapa pergerakan-pergerakan ini bias serupa
Salutasi yang orang-orang hindu buat
antara satu dan yang lain bahwa kita pernah merajut kesatuan. Mempertemukan
kedua telapak tangan bermakna kesatuan; mengangkat mereka keatas bermakna
Evolusi. Saluitasi yang orang-orang muslim buat, mengangkat tangan kedepan,
mensugesti berdiri, dalam aspek apapun yang memungkinkan. Dan apakah orang
mengerti maksudnya atau tidak serta membuat salutasi tersebut dengan pikiran
atau tidak, dia mempercayai pengaruhnya sama saja baik lebih besar atau lebih
kecil. Sudah banyak kerajaan-kerajaan dan raja-raja telah dijatuhkan dari
kebesaran keagungan mereka melalui lingkungan kedengkian mereka.
Salutasi-salutassi tersebut adalah merendahkan tangan dari atas.
Kebiasaan seperti menyilankan kaki
sementar tidur mensugestikan suatu aral; suatu aral yang menghadang perjalanan
kehidupan, yang berarti merintang terhadap semua kemajuan. Orang menggemertakan
gigi di malam hari, yang biasanya mengsugestikan keruntuhan, dan ia berpengaruh
dalam cara peruntuhan kehidupan.
Orang-orang mempunyai mkebiasaan menepuk-nepukan tangan pada kepala mereka,
yang secara praktis mensugestikan pencegahan setiap macam kebangkitan. Mereka
mempunyai kebiasaan melipat tangan mereka yang dengan jelas mensugestikan
penyerahan [diri]. Ketika kemaharajaan mongol dari delhi pergi melihat seorang darwisy di hutan,
dia dan mentrinya melihat darwisy tersebut sedang duduk dengan tangan terlipat
dan kakinya merenggang keluar. Darwisy tersebut melihat mereka dating dan duduk
didekatnya, tetapi dia tidak mengubah posisi. Mentri tersebut, bertanya-tanya
hal itu, membuat penekanan sarkastik, “berapa lamakah, wahai darwisy, telah
anda Anda merenggarkan kaki anda ? “ Dia menjawab, “Hanya sejak tanganku telah
dilipat. “ Melebarkan tangan berarti rakus atau ingin, dan pelipatan
meniadakannya.
Kadang-kadang seseorang menghalangi
jalan didepan kita takala kita berjalan. Khususnya mana kala kita memulai
pekerjaan esensial tertentu, ibni mensugestikan rintangan. Kadang-kadang pulpen
jatuh dari tangan kita takala kita memulai menulis. Itu berarti apa yang akan
kita tulis tidak akan berpengaruh. Gelas mungkin pecah sebelum kita meminum
annggur, berarti kehidupan kehidupan belum mengizinkan kebahagiaan yang kita
inginkan.Jika seikat kembang dibawa kepada kita ketika kita memulai suatu
perjalanan, akan mensugestikan setiap macam kesuksesan.Ini menunjukan bahwa
setiap pergerakan disekeliling kita mensugestikan kepada kita suatu hal dan
berpengaruh pada kehidupan kita.
Orang-orang dahulu di Timur, diMesir
dan di India memnpunyai tarian mistik.Setiap tarian mempunyai cerita lengkap,
dan setiap cerita mempunyai penaruh atas orang yang melihatnya.Di katakana
bahwa tarian Mahadeva menguasai
lelangit;terian Krisna membuat dia berjaya [atas] kousna, sang
monster.Begiitupun orang-orang yang mengabai pengaruh psikologia adalah selalu
terhancurkan jika mereka mempermainkan kejaiban pergerakan. Vajad Ali Syah, Maharaja [paradish] dari Lucknow , dan Raja burma merupakan korban-korban dari
pelecehan keindahan program-program. Tukang sullap melakukan semua pekerjaan
mereka dengan objek-objek yang mensugesti, bersama dengan
pergerakan-pergerakan.
.
Apakah benar membuat sebuah
pergerakan ? Semua benar, pergerakan-pergerakan atau tanpa pergerakan , karena
setiap hal memiliki kgunaan – kegunaannya, setiap hal memiliki maknanya. Adalah
benar menggunakan semua hal yang benar, adalah salah menggunakan semua hal yang
salah. Tidak diragukan bahwa terdapat pula makna dalam pengendalian
pergerakan-pergerakan. Jika seseorang terus dibolehkan berjalan dengan
pergerakan-pergerakannya , kita tidak mengetahui dimana ia akan berekhir,
tetapi pada saat yang sama melalui penekanulangan pergerakan –pergerakan
seseorang dapat menjadi sebuah batu, dan begitupun banyak orang yang dengan
keindahan pikiran dan perasaan lembut , berubah menjadi batu Karena mereka
berlebihan dalam mengendalikan pergerakan-pergerakan mereka. Setiap hari suatu
kekakuan [yang] lebih besar mendatangi mereka, dan hal ini bekerja berlawanan
dengan karakter asal mereka. Mungkin mereka tidak merasa kaku secara alami,
tetapimereka berpikir berlebihan untuk melakukan pergerakan-pergerakan mereka,
bahkan terhadap perluasan pengubahan menjadi batu. Orang melihat hal ini
terjadi berkali-kali. Dengan penekan-ulangan suatu pergerakan seseorang mungkin
telah mengubur suatupikiran atau perasaan [hanya] seperti bahwa melalui
pergerakan-pergerakan seharusnya dilempar keluar,alih-alih menetap didalamnya.
Lebih baik itu ditimbang dikubur dalam hati. Tak diragukan ada cara lain untuk
melihatnya, dan yaitu dari titik pandang kendali diri , tetapi ini tetapi ini
milik asketsme yang terdapat subjek lain bersamanya
.
Kemudian terdapat
pergerakan-pergerakan lebih diperluas yang termasuk dalam seni. Seni
pergerakan-pergerakan ini di bagi kedalam tiga belas. Yang pertama memiliki
kasih dan kehalusan pergerakan-pergerekan ditetapkan dengan keahlian dan
kelembutan, keselarasan yang mereka ungkapkan, dan musik yang mereka milikidari
diri mereka sendiri.berikutnya adalah pergerakan –pergerakan yang menyampaikan
maksud dari apayang mereka katakan sepenuhnya. Bila mana seni berbucara dan
seni bernyanyi dipisahkan dari seni pergerakan, initentulah serta membawa
sesuatu yang amat indah dan cantik. karena
pembicaraan, pendaanan dan penyanyian berangkat bersama
pergerakan-pergerakan. Dan kelas ketiga pergerakan-pergerakan atau
menterjemahkan musik dalam bentuk pergaerakan-pergerakan.
Tetapi aspek yang paling esensial
dari pergerakan-pergerakan adalah bahwa pegerakan bukan hanya mensugestikan
makna yang dimaksudkan , tetapi itu berdasarkan sifat dan karakter.Dapat
membuat suatu pengesanan pada orang yang melihat atau pada orang yang
membuatnya, suatu pengaruh yang dapat secara otomatis bekerja membentuk suatu
takdir dalam kehidupannya. Pada zaman dahulu pergerakan-pergerakan yang pendeta
buat selama pelayanan atau upacara mempunyi signifikasi psikologis, yang
berdasarkannya membuat pengesanannya ppada orang- orang yang menghadiri
perayaan tersebut. Bukan hanya kita benar-benar menyertakan suatu makna pada
pergerakan, tetapi sangat sering suatu makna memiliki pengaruh. Orang dapat
membahayakan diri senndiri dan orang lain, tanpa mengetahui signifikasi yang ia
buat
Bagaimanakah kita mengetahui
pergerakan manakah yang memperbaiki dan merusak? Semua yang kita ingian ketahui
kita dapat mengetahui dan mengetahui mereka; sering kita tidak mengetahui
berbagai hal karena kita tidak peduli untuk mangetahui mereka.Bidang
pengetahuan begitu luas dan mesti begitu luas dekat yang sekali kita tertarik
pada suatu subjek, bukan hanya kita menuju kepadanya, tetapi subjek itu dating
kepada kita. Untuk memulI menyingkp signifikansipergerakan,karakter mereka
sifat mereka misteri mereka kita hanya harus menyaksikan. Pemahaman kita
tentang proporsi yang benar, pemahaman kita tentang keindahan da keselarasan,
akan mulai menunjukan [kepada] kita apa yang mensigesti perusakan apa yang
mensugesti keselarasan, simpati, cinta, keindahan atau kehalusan. Kita hanya
harus memberi perhatian kepadanya dan akan datanglah semua. Tetapi untuk
mengambarkan pergerakan kostruktif dan yang mana deskruktif akan mengembil
tempat yang banyak. Barangkali dama sulitnya dan sama lembutnya seperti membuat
yang mana kata deskruktif dan yang konstruktif, dan apap yang menyembunyikan
signifikasi psikologis yang setiap kata miliki disamping makna biasanya.
Lebih lanjut, kehidupan kita seperti
sekarang, begitu sibuk dan dikuasai (oleh) hal – hal materi, memberikan kita
kesempatan kecil untuk melihat kedalam signifikansi hudup yang lebih dalam.
Membiarkan akal kita dikuasai disepanjang hari, sehingga kita telah menjadi
pengabai tentang sesuatu dibalik tirai kehidupan itu sendiri yang padanya kita
hidup, tentang pergerakan disekeliling kita, dan tentang pergerakan yang kita
buat. Merupakan kepayangan, dan menetapkan kita mengambang pada permukaan,
pengabai kedalaman, karena kita tidak memiliki waktu memikirkan hal – hal ini.
Hal – hal ini yang memiliki makna mereka, siknifikansi mereka, an pengaruh
mereka sama belaka, apakah kita mengetahuio mereka atau tidak.
Keberkatan yang diberikan oleh orang
bijak, harapan – harapan dan doa – doa baik pada guru, selalu dekat
denganpergerakan. Pergerakan yang membuata doa – doa hidup, mereka meyakinkan
bahwa keberkatan dianugrahkan. Tak diragukan
jika pergerakan tanpa pikiran hening dan perasaan dalam adalah sangat
kurang timbangan pikiran dan perasaan, hamper tidak ada. Tetapi manakala
pergerakan dibuat dengan pikiran dan perasaan seribu kali lebih aktif.
Rekaman Mental
Akal bagaikan rekaman mesin bicara.
Tetapi karena ia adalah suatu mekanisme hidup, ia bukan hanya memproduksi yang
dikesankan padanmya, tetapi juga mencipta.
Setiap pikiran yang akal ciptakan
mempunyai beberapa koneksi dengan suatu gagasan yang telah direkam, tidak
persis sama tetapi dekat kepadanya. Sehingga orang mengurat garis dengan dalam
pada akal (yang ) mungkin memiliki beberapa garis kecil terlontar darinya,
seperti cabang – cabang dari pkok sebuha pohon. Maka dari itu melihat membedah
garis – garis guratan lebih dalam lagi melalui obserfasi atas pangkalnya,
persisi orang mampu , dengan melihat pada daun, banyak dari pikiran orang
ketimbang dari orang lai. Karena aturan setiap pikiran yang orang ekspresikan
memiliki koneksi didasarnya dengan dengan suatu perasaan dalam. Pembacaan garis
terdalam bagaikan pembacaan penyebab pikiran seseorang. Pengetahuan sebab itu
dapat memberikan pemahaman lebih besar ketimbang hanya mengetahui seperti
dinding, dibaliknya terdapat penyebabnya, apakah sumbernya.
Apakah garis – garis yang dalam
darinya pangkal – pangkal muncul ? Mereka adalah pengesanan yang orang
mendapatkan alam bagian pertama kehidupannya. Di Timur, dengan pertimbangan
teori ini, mereka mengobserfasi aturan – aturan tertentu dengan keluarganya
mengenai pengharapan Ibu dan anaknya, sehingga tak ada pengesanan pentingnya
sehingga pertanyaan ini perlu dipelajari.
Manusia secara prinsip adalah akal
ketimbang tubuh; dan ketika akal dapat mengesankan, manusia dapat dikesankan
oleh alam. Sangat seringa dalah penyakit, kesehatan, keberuntungan, kegagalan
yang semua bergantung pada pengesanan pada akalnya. Mereka mengatakan garis –
garis nasib dan kematian berada pada kepala dan telapak tangan, tetapi saya
akan mengatakan bahwa pengesananlah yang orang miliki pada akalnya yang
menetapkan takdirnya. Garis – garis pada kepala atau telapak tangan diperlukan
garis – garis pada tangan atau wajah.
Dapatkah bahasa ini dipelajari
seperti steno? Tidak, metodenya berbeda, sementara setiap orang berjalan
kedepan dengan pikiran orang lain, pelihat berjalan kebelakan. Semua pengesanan
tetnatng kenikmata, kesedihan, kekuatan, kekeceaan menjadi tergurat pada akal.
Ini berarti bahwa mereka telah menjadi manusia itu sendiri. Dengan kata lain,
manusia adalah rekamanan pengesanannya. Agama tua mengatakan bahwa rekaman
tindakan manusia yang direproduksi pada hari akhir, yang para malaikat menulis
semyua perbuatan abik dan buruk oleh setiap orang. Apa yang kita pelajari dari
ekspresi alegoris ini adalah saat akan menunjukan pada akal. Meski terlupakan,
ia selalu disana, dan sebuah saat akan menunjukan dirinya.
Orang dengan mudah dapat menurut
pada masa lalu seseorang dari yang ia katakana dan ari cara dia katakana dan
dari cara dia mengekspresikannya. Masa lalu berdenting di hatinya bagaikan bel.
Hati manusia adalah sebuah rekaman bicara yang berjalan dengan sendirinya;jika
telah selesai bicara, orang hanya harus memutar balik masa lalunya. Jika ia
telah melewati penderitaanny. Meskipun ia lebih baik dia akan menggetarkan hal
yang sama; keadaan luarnya tak akan mengubah wujud terdalamnya. Meskipun ia
telah bergembira, hatinya akan menggetarkan masa lalunya. Orang yang telah
saling bertentangan antara satu dengan lainnya, pada suatu saat mereka akan
menjadi sahabatan masih akan merasakan hentakan detak kebencian masa lal.
Maharaja yang telah diturunkan, dipenjara, orang masih akan merasakan getaran
masa lalunya dalam atmosfir dirinya mereka. Kehidupan masa lalu, dan tak
seorang pun dapat dengan mudah menghancurkannya, betapapun kemungkinan dan
keinginan seseorang menutupnya.
Dalam pembicaraan seseorang dan
dalam tindakannya pelihat rancangan yang mewakili garis – garis tersebut apda
akalnya. Telaah yang menarik tentang subjek ini dapat dibuat melalui penelaah
(karya) seni dari masa yang berbeda dan dari bangsa – bangsa yang berbeda.
Setiap bangsa memiliki garis – garis dan bentuk – bentuk tipikanya, setiap
periode menunjukan kekhasan ekspresi dalam (karya) seninya. Orang menemukan
pula dalam ungkapan penyair dan tema – tema para musisi. Bilamana orang
mempelajari sesorang musisi dan karya – karya selama hidupnya, orang bukan
menemukan keseluruhan karyanya dikembangkan dengan garis tertentu sebagai
landasan. Pula ,
dengan mempelajari biografi orang – orang besa, orang menemukan bagaimana suatu
hal menjurus kepada yang lain, berbeda tetapi berasal dari hal yang sama. Maka
adalah alami seseorang maling pada suatu masa akan menjadi maling ulung,
begitupun orang taatsetelah waktu berselang mungkin akan menjadi orang suci.
Tidaklah sulit untuk menyusuri garis
yang telah dibuat pada akal seseorang. Ynag sulit adalah bertindak bertentangan
terhadap garis yang disuratkan di sana ,
khususnya pada kasus (yang) manakala ia menjadi garis yang tak diinginkan.
Syiwa mamberikan ajaran yang khusus pada subjek tersebut, yang dia sebut vipoit
karnai, bertindak berlawanan terhadap seseorang .Dia memberikan kepentingan
terbesar terhadap metode kerja ini dengan diri sendiri, karena dengan metode
ini pada akhirnya orang tiba pada penguasaan.
Dibawah kelima indra terdapat satu
indra prinsip yang bekerja melalui yangb lain. Melalui indra inilah sehingga
orang merasakan dengan dalam dan membedakan antara pengesanan-pengesanan yang
dating dari luar. Setiap pengesanan dan pengalaman diperoleh melalui indra ini
direkam dalam garis-garis dalam di akal. Sifat garis-garis ini nadalah
menginginkan (to want) dan membutuhkan (to need) hal yang sama telah direkam,
berdasarkan kedalamnya, sebagai contoh, seperti halnya yang asin, kecut, pedas
adalah rasa yang diperoleh, dan tanda akuisisi ini adalah garis (yang) dalam
pada akal. Maka setiap garis memproduksi harapan untuk hidup diatas
pengesanannya, dan kurangnya pengalaman bagaikan kematian atas garis tersebut.
Rasa tak sedap, seperti ikan, cuka, atau keju, menjadi sedap setelah garis
dibentuk, rasa meski tak cocok secara berlebihan ketika garis digurat baik
diakal
.
Aturan yang sama dapat diterapkan
kepada not-not musik. Kombinasi musik tertentu, manakala sekali terkesan pada
akal, mungkin menjadi sangat cocok kepadanya. Semakin (sering) orang
mendengarkan pada musik tersebut yang telah kesankan pada akal, Semakin orang
(tersebut) ingin mendengarkannya. Dan orang tidak pernah menjadi lelah
tentangnya kecuali yang lain, garis lebih dalam dibentuk, maka garis pertama
mungkin diabaikan dan mungkin menjadi garis mati. Demi alasan itulah sehingga
musuk yang dimiliki orang-orang tertentu, baik dikembangkan ataupun tidak,
adalah musik ideal mereka. Maka itu bukan musik luar tetapi musik dalam akal
tersebut yang mungkin mempunyai pengaruh. Inilah alasannya mengapa para
composer memadukan (not) yang satu dengan yang lain dalam musuk mereka, karena
garis yang dikesankan pada akal mereka telah dicipta melalui yang mereka telah
dengar, dank arena garis pertama diwarisi dari composer yang lain, terdapat
pemaduan. Dengan cara ini musik setiap orang membentuk karakternya
masing-masing.
Hukum yang sama berlaku pada puisi.
Orang menikmati puisi dari pengesanan pengesanan mula seseorang. Bila mana
puisi orang baca tidak seharmonis dengan pengesanan-pengesanan pertama, orang
tersebut tidak akan terlalu menikmatinya. Semakin seseorang membaca suatu puisi
tertentu semakin orang tersebut manikmatinya, karena dalam pengesanan dalam
tersebut pada akalanya. Dari sini kita belajar bahwa bukan hanya yang
diinginkan bias manjadi suatu kesukaan.Meski hal-hal yang mungkin orang tidak
akan pernah miliki, seperti rasa sakit, penyakit, khawatir, atau kematian, biulamana
terkesankan dengan dalam pada akal seseorang, secara tak sadar orang rindu
untuk mengalami mereka lagi.
Sangatlah menarik menemukan bahwa
bilamana seseorang telah membentuk suatu opini tentang hal atau orang tertentu
dan setelah suatu masa telah ada sesutau-sesuatu yang meruntuhkan opini
tersebut, dia akan masih berpegang kepadanya, karena garis-garis ini terkesan
dengan dalam pada akalnya. Sungguh tepat yang ahli mistik katakana bahwa ego
manusia adalah pada akalnya. Dan masih lebih menyenangkan menemukan bahwa
setelah menjalani hidupnya dibawah pengaruh pengesanan-pangasanan dalam hal ini
pada akal, manusia masih berkisar tentang yang dia sebut kehendak bebasnya.
Setiap garis yang digurap dengan
dalam pada permukaan akal mungkin mirip dengan pem buluh vena yang melaluinya
darah mengalir, yang membuatnya tetap hidup. Sementara darah mengalir, tetap
berproduktif atas pangkal-pangkal cabang garis terdalam tersebut. Ada saat manakala semacam
kelimpahan tiba pada suatu garis dimana darah tak mengalir dan tak tak ada
pangkal-pangkal cabang. Bilamana garis terlimpahkan disentuh oleh pengaruh luar
yang berhubungan dengan garis tersebut,dan ini membuat darah mengalir lagi dan
pangkal-pangkal cabang bermunculan, mengekspresikan diri mereka dalam pikiran.
Persis seperti keadaan jaga atau tidurgaris-garis tersebut.
Seperti satu not musik dapat
terdengar secara penuh pada suatu waktu, begitupun satu garis pangkal-pangkal
cabang dapat dipahami, dan kehangatan ketertarikanlah yang menetapkan darah
mangalir dari garis particular tersebut. Mungkin ada garis-garis lain, dimana
darah juga hidup, meskipun jika mereka tidak dijaga agar tetap hangat oleh
ketertarikan seseorang, mereka menjadi melimpah dan lalu lumpuh. Dan meski
darah ada disana, kehisupan ada disana: ia menunggu ia menunggu saat untuk bangun. Kesedihan masa lalu,
ketakutan masa silam, kenikmatan masadahulu, dapat dihidupkan setelah
berthun-tahun, dan dapat mamberikan sensasi yang persis sama [dengan] yang
orang alami sebelumnya.
Semakin orang menetahui misteri
fenoimena-fenomena ini, orang semakin mengerti bahwa ada dunia dalam diri
sendiri:yaitu dalam akal seseorang
terdapat sumber kebahagiaan dan ketidakbahagiaan,sumber kesehatan dan penyakit,
sumber cahaya dan kegelapan, dan mereka dapat dibangunkan baik secara mekanik
maupun kehendak, hanya jika manusia mengetahui cara melakukannya. Sehingga
orang tak menyalahkan kesialannya tidak pula menyalahkan rekannya sendiri.
Orang lebih toleran, lebih nikmat, dan lebih mencintai kepada tetangganya,
karena orang menetahui penyebab segala pikiran dan tindakan dan melihatnya
sebagai akibat dari sebab tertentu. Dokter jiwa tidak mendendam kepada pasien
dirumah sakit jiwa meskipun pasien memukulnya, karena dia mengetahui
penyebabnya. Psikologi adalah alkemi lebih tinggi, dan seseorang tidak mesti
mempelajarinyatanpa mempraktekannya. Praktik dan belajar mesti berjalan bersama
,ini membuka menuju pintu kebahagiaan bagi setiap jiwa.
Defenisi Psikologi
Secara harfiah/ bahasa,terbbagi
atas fisik dan logos, yang berarti ilmu dan fisik. Secara filosofi Psikologi
adalah ilmu tentang sifat manusia, kecendarungan manusia, dan titik pandang
manusia. Ada
orang bijak mengatkan bahwa semakin dalam seseorang menyentuh ilmu ini, semakin
orang meneranginya, membuat kehidupan lebih jalas terhadap visinya. Tinjauan
filosofo tentang jati diri. Filosofi atau filsafat berasal dari kata Yunani,
PHILOSOPHIA,philos = cinta ; Sophia = pengetahuan. Yakni pengetahuan yang yakin,
yang sampai kepada sebab- sebabnya sesuatu.
Berbicara tentang jati diri maka
berbicara tentang kejelasan DIRI kita ?Misalnya AKU si A itu hanyalah sebuah
penamaan bagi diri kita dan itupun tak menjelaskan akan diri kita ytang
sebenarnya. Atau hilangnya beberapa anggota tubuh (mis: kaki, jari) apakah
hilang pula diri ? memngetahui siapa DIRI maka kita tertuju pada asal
kemunculan / meng- ADA -
nya DIRI. Jika dirunut bahwasanya aku dari si ibu dan Bapak. Dan kita akan
menemukan realitas ke-DIRI- an atas Ibu, Bapak, kakek, nenek dan seterusnya.
Sementara Ibu atau Bapak menunjukan peran yang telah melahirkan DIRI/ kita.
Lagi-lagi belum menjelaskan ke-DIRI-an. Dalam benak kita akan meyakini bahwa
kita, Ibu ataupun Bapak tidak dapat muncul begitu saja dan meyakini lebih bahwa
ada sesuatu yang lebih dari diri kita / atau lebih kuasa atas kuasanya DIRI
sehiungga meniscayakan sesuatu yang meng-ada-kan diri kita atau yang menciptakan kita.
Kita menemukan kenyataan diri bahwa
kita semua adalah CIPTAAN. Segala sesuatau yang berasal dariNYA berdasarkan
atas kebaikan-nya (kasihNYA). Dia maha sempurna dan selai diri-NYA adalah tak
sempurna, CIPTAAN (ke-DIRI-an) segala bentuk tingkah laku berdasarkan aturaNYA
untuk menuju diriNYA/KESEMPURNAAN. DIRI merupakan alam fisik, terbagi atas yang
nampak (tubuh beserta organ – organnya) dan yang tak nampak (pemikiran, mental,
dan hasrat). Organ – organ ( bagian – bagian yang membentuk tubuh ) seperti
mata, telinga, tangan hingga jantung, usus dsb, merupakan benda – benda yang
melakukan aktivitas sehingga menunjang satu sama lainnya, sementara akal
merupakan alat untuk berfikir, dan hasrat berperan mendorong untuk kita
berbuat. Berdasarkan definisi psikologi, sifat manusia terdiri atas sifat yang
baik dan sifat yang buruk. Dan didalam kehidupan sehari – hari kecenderungan
diri tergantung pada titik pandang manusia itu sendiri.
Kecenderunan diri untuk berbuat
baik, itu meniscayakan akan berakngkat dari titik pandang yang baik, demikian
pula sebaliknya. Yang menjadi pertanyaan adalah titik pandang yang baik itu
seperti bagaimana? Titik pandang yang baik adalah kembali kepada diri-NYA. Sejauh
diri berbuat baik maka ia berlaku baik terhadap ke-diri-an dan merupakan wujud
bertingkah laku berdasarkan aturanNYA. Karena segala bentuk KEBAIKAN adalah
memberikian sesuatu yang bermanfaat terhadap mahluk dan alam semesta.
Fungsi
dan tujuan mempelajari Psikologi
-
Fungsi mempelajari psikologi untuk dapat memudahkan
memahami karakteristik individu dan massa .
-
Bertujuan mempelajari psikologi adalah untuk dapat
memudahkan beradaptasi dalam suatu lingkungan tertentu.
Perangkat analisis psikologi
Perangkat
berarti alat atau berbicara tentang hal – hal pendukung sesuatu. Untuk
mendukung terjadinya analisis psikologi maka kita akan kembali pada apa yang
dimaksud dengan psikologi itu sendiri. Psikologi berbicara sifat – sifat
manusia, yakni sifat alamiah dan sifat skhlak/moralitas/manusiawi. Sifat
alamiah merupakan kecenderungan yang berangkat dari nafsu/ego. Contohnya :
ketika kita disakiti maka kecenderungan yang muncul adalah kita membalasnya
dengan menyakitinya kembali., orang bai terhadap kita maka dibalas dengan
kebaikan juga. Sifat/akhlak/moralitas/manusiawi merupakan kecenderungan yang
berangkat dari sisi manusiawi. Contoh : ketika kita disakiti maka kecenderungan
yang muncul adalah kita membalasnya dengan bukan menyakitinya kembali namun berlaku
baik atau memberikan kasih saying. Ada
beberapa bentuk falsafahhidup dibeberapa daerah salah satunya adalah sebelum mencbit orang lain cobalah mencubit
diri sendiri. Falsafah hidup kedaerahan merupakan titik pandang manusia
untuk menajalani kehidupan yang sesuai dengana turan – aturan yang sifatnya universal/umum sehingga
menyentuh disetiap segi kehidupan baik itu kehidupan bermasyarakat ataupun
individu. Sebelum melakukan/berbuat tindakan kita diarahkan kembalikepada siapa
diri kita masing – masing sebab dengan adanya kesadaran diri bahwa asal dan
tujuan diri kita hidup yang jelas akan menghantarkan kita kepada bentuk
kesempurnaan/kebenaran/kebaikan. Contoh sifat kedua merupakan inplementasi dari
cita – cita manusia yang harus dimiliki setiap individu dan bersama – sama
menuju sebuah kesempurnaan hidup, namun jika kesadaran diri belum terbentuk
maka cita – cita tersebut hanya dalam ide.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar