Selasa, 24 April 2012

PSIKOLOGI




DIMENSI MATERI
Analisa mental, Emosional dalam individu dan masyrakat

Pengertian

               Psiko adalah jiwa, logos adalah ilmu
               Psikologi adalah ilmu tentang kejiwaan

 Perangkat dan tujuan  
                 Perangkat-perangkat psikologi adalah mental, emosional, akal, jiwa, dan jasad Tujuan mempelajari psikologi adalah untuk memudahkan dalam melakukan interaksi dengan lingkungan diluar diri.
Psikologi terbagi atas dua :
                 1. psikologi filsafat yang berhubungan erat dengan agama dan ilmu filsafat, yang   apakah jiwa itu, kemana perginya setelah mati. Pengetahuan ini tak dapat dicapai dengan empirisme
                 2. Psikologi empirisme yang mempelajari gejala-gejala jiwa yang kadang memakai percobaan sehingga dikatakan psikologi eksperimen dan oleh objeknya adalah tingkah laku manusia yang dapat dilihat.
  
  Kreasi mental         

            Sangat terserap orang- orang yang dalam kreasidapat terlihat di bahwa mereka sangat jarang memikirkan nilai kraesi lain yang berbeda dalam diri mereka. Hal – hal tersebut yang merangsang, yang menarik perhatian, yang berupa ketertarikan, semua ini dituntu oleh orang, yang meskipun menjadi terbatas dan tak hirau akan kreasi didalam, yang terus berlanjut secara tak sadar.

            Terus terang, setiap manusia adalah satu dunia dalam dirinya. Tetapi betapa kecilnya manusia memantulkan tentananya. Dia selalu sadar atas ujud hanya berupa teteasan di lautan. Sebaliknya dia tidak mengetahui bentuk ujud lain, dalam mana ialah lautan dan selainnya teteasan.

            Ada beberapa paragraph dalam injil berhubungan bagaimana tuhan mencipta bumi, dan kemudian menciptakan langit. Apakah artinya in ? Apakah langit dicipta setelah bumi ? Artinya bahwa adalah ciptaan ini yang disekeliling kita pertama – tama mengesankan akal, lalu akal mencipkan dunianya sendiri, langitnya sendiri. Iti adalah ciptaan akal, dunia yang lebih tinggi meski didalam diri kita sendiri. Dan dunia ini mungkin langit ataupin sebaliknya. Seperti Omman Khayyam menulis, dalam sajak – sajaknya, surga manusia adalah visi pemenuhan hasrat, dan neraka adalah bayangan jiwa ( yang berada diatas api). Yang manakah yang menunujukan bahwa hasrat adalah sumber surgadan pemenuhannya : pada saat yang sama adalah merupakan mental api dan kekecewaan, kekhawatiran, kegelisahan, ataupun kesedihan yaitu bayangan jiwa diatas api.

            Berabad – abad yang lalu, Zoroaster mengajarkan bahwa ada tiga jenis kebaikan : yaitu alam fikiran, dalam lisan, dan dalam perbuatan.
Seseorang selalu mengambil kebaikan dalam perbutana sebagai kebaikan, dan dosa dalam lisan ataupun juga pikiran. Kadang – kadang fikiran manusia lebih kuat dibanding lisandan perbuatannya. Merupakan sebuah pengalama seorang ahli mistik dan setiap orang yang telah menjalani jalan kerohanian (spiritual) bahwa kekuatan fikiran jauh lebih lebih besar ketimbangan yang lisan atau perbuatan. Dalam kehidupan sehari – hari kita mendapati bahwa jika kita memikirkan seseorang membawa buku tertentu atau kembang yang kita hasratkan, kita sering mendapati bahwa dia dating menemui kita, membawakan buku hasrat tersebut, dan meskipun telah terjadi ( yang) seperti ini adalah kekuatan pikiran, kreasi akal.

            “Pikiran adalah sesuatu “, seperti telah dikatakan, tetapi ( sebenarnya ) mereka lebih ari itu, pikiran adalah ujud – ujud. Mereka hidup sebagaimana kita; mereka bekerja seperti kita bekerja. Mereka mempunyai kehidupan dalam diri mereka ( Nabi ) Isa as. Berkata, “ kata – kata yang saya bicarakan kepadamu, mereka adalah ruh dan hdup mereka “. Ruh adalah kehidupan nyata. Manusia adalah ruh. Tubuh adalah materi. Tubih membangkitkan akal yang kita sebut pikiran atau imaginasi. Pikiran dikontrol yang lain tak dikontrol.
            Pertanyaan adalah, jika kita membuat dunia dan mencetak kehidupan kita, mengapa kita mempunyai ketasengangan, mengapa kesulitan didalam kehidupan, mengapa gagal dalam kehidupan? Jawabannya adalah bahwa itu adalah bukan kesalahan Maha Pencipta bukan pula dunia. Adalah kesalahan pengabdian kita, kekurang-pengetahuan kita. Budha menggambarkan kekurang-pengetahuan kita dalam cara : yaitu jika anda sedang bergelantungan kepada cabang sebatang pohon dalam gelap pekatnya malam, sehingga anda tidak mampu melihat apa yang dibawah kita (Anda) itu, apakah darat atau laut. Lalu anda selalu khawatir akan jatuh, anda tetap bertahan bergantung kepada pohon dan sementara anda menderita kekurangan betapalamakah dapat bertahan sebelumnya anda harus terlepas. Berap lamakah anda dapat bergantung kepada cabang ? meskipun dibawah kaki anda tiada sesuatu seperti hidup seperti cahaya. Alau seperti datangnya matahari terbit Anda mendapati tidak ada air, karena hanya daratlah dibawah kaki anda.

            Daratan keabadian terlalu jauh dari kita, tetapi ketika matahari pengetahuan terbit kita melihat bahwa ia dekat, sangat dekat ! seseorang mengetahui itu, dia tidak perlu diajari moral atau kebaikan; dia mengetahui apa yang terbaik untuknya, untuk berangkat ; dia mengetahui sendiri;. Dia mengetahui jika ia menciptakan ruh-ruh tersembunyi dalam pikirannya dia akan menjadi monster, dan akan berjalan menentangnya, dan ia akan meruntuhkan hidupnya sendiri. Tetapi jika manusia keinginannya, dan dia selalu dikelilingi cinta dan kebaikan

            Sekali orang menyadari ini, hidup mereka menjadi berbeda. Dia menjadi penyembuh bagi manusia; mereka bersimpati dangan kesukaran otang lain; mereka melayani kesulitan orang lain; mereka mencari tau jika mereka tidak dapat melakukan sesuatu, tidak dapat menolong cara apapapun. Nasihat mungkin membantu, pikiran kebaikan dan simpati akan menolong. Apaspun yang dilakukan orang-orang lain mereka lakukan kepada mereka sendiri, karena setiap pikiran kebaikan atau kebijakan dan simpati memunculkan sebuah dunia simpati sekitarnya, dan ada orang tidak dapathidup tanpanya jika mereka pergi kesuatu daerah dimana tak ada yang mengetahui mereka, mereka dapat merubah simpati dan cinta; jika mereka telah menciptakan itu didalam diri mereka
.
            Itu menunjukan betapa penting berhati- hati dari apa yang kita katakan. Seseorang bertindak dibawah pengaruh {spell} kemarahan, menyatakan sesuatu seperti, “Saya tidak ingin melihat wajahnya,” kata-kata buruk apapun dan dia berharap tidak pernah mengatakan atau melakukan Sesuatu hal setelah pengaruh itu menghilang; bahkan tidak pula kepada seorang musuh yang dia berharap telah menyatakan hal-hal ini. Tetapi pada saat dia tidak mengetahui bahwa aoa yang dia ciptakan {sebenarnya}hidup. Yang diciptakannya itu akan menakutkannya, dan akan menjadi musuhnya sebagaimana musuh seseorang yang prasangka salahnya ditujukan. Bukan hanya itu, tetapi ia akan memunculkan lebih banyak yang serupa itu. SEkali satu pikiran jahat diciptakan dalam ruh kemarahan atau pengampunan, terdapat seribu ruh-ruh lain tercipta darinya. Suatu dunia mungkin tercipta dengan memberi jalan keluar kepada kelemahan tunggal.

            Semua itu kita tumpuk dan kumpulkan didunia luar demi kebahagiaan dan kenyamanan kita (barangkali suatu kondisi) adalah terbtas, bahkan bukan bagian keseratus dunia ini yang kita miliki dapat kita sebut benar-benar milik kita, tetapi akal kita dapat menciptakan dan mrngumpulkian pikiran-pikiran dan pengesanan yang tak terhitung yang semua meningkatkan dunia nyata. Semua milik kita, semua yang kita kumpulkan dalam kehidupan, semua hal-hal ini bersifat sementara yang suatu hari kita kita harus tinggalkan; tetapi yang telah kita ciptakan dari pikiran kita, dari akal kita, itulah yang hidup.

            Seorang berpikir,” Duhai, suatu hari saya akan membangun sebuah pabrik” Pada saat ini dia tidak mempunyai, tidak berilmu tanpa kemampuan, tetapi berpikir tentang Sesuatu yang lain Barangkali tahun-tahun berlalu, dan seribu sumber menyediakan baginya bahwa dia mempunyai suatu hasrat. Jika seseorang me lihat kembali dalam kehidupannya, pada apa yang dia pikirkan tentang pada waktu-waktu yang berbeda, dia akan menemukan bahwa garis nasib (Yang ditimur kami menyebut kismet, takdir) dibentuk oleh pikiran kita. Pikiran telah mempersiapkan bagi kita kebahagiaan atau ketakbahagiaan tersebut yang kita alami.

            Jika pikiran menyelesaikan ini, begitupun cinta dan imajinasi. Bahkan suatu mimpa dapat menyelesaikan banyak hal, berdasarkan kepada pengesanan yang ia buat. Berapa pikiran berupa sesuatu-sesuatu, berupa objek, pikiran yang berupa ujud-ujud Beberapa pikiran berupa malaikat-malaikat {yang} yang dekat dengan kita dan beberapa berupa setan. Mereka semua mengelilingi kita, baik menolong kita menuju penyelesaian objek-objek di hadapan kita atau menarik kita kembali dari hal-hal tersebut yang kita ingin selesaikan

            Seseorang berpikir, dan barangkali dari hasil pikiran ini sangat rapuh; orang lain mempunyai pikiran pada hari ini, dan besoknya hasrat tersebut terpenuhi. Mengapa demikian? Karena kekuatan pikiran. Dalam pikiran seseorang terdapat kehidupan {yang lebih hidup}; pada orang lain, kurang hidup. Kita menyebut kehidupan tersebut yang memiliki kesadaran aktifitas; kita menyebut objek tersebut yang kurang intelejensi dan kesadaran. Bahkan, sejujurnya, keduanya hidup. Perbedaan antara objek dan Sesuatu yang hidup yaitu yang satu kurang hidup dibanding dengan yang lain. Seseorang dengan kehendak yang lemah tak memiliki kekuatan dalam pikirannya. Jika ia memikirkan Sesutu seribu kali, tak berefek, karena dia tidak memiliki vitalitas atau energi tersebut yang dibutuhkan bagi pikiran untuk hidup

             Apakah fitalitas yang memberikan kehidupan kepada pikiran? Sama dengan yang ada pada manusia, pada sayuran, pada mineral. Pda satu kasus kehidupan berada pada permukaan; pada kasus lain tertutupi. Itulah sebabnya kita menggunakan kata sesuatu pada satu kasus dan ujud pada kasus yang lain. Maka terdapat pikiran yang hidup dan pikiran yang mati. Pada kelas yang mana pikiran termasuk, bergantung pada tekad (will power): manakala ada tekad, kata [mengungkapkan] yang diucapkan dan yang dilakukan

            Ide ini diekspresikan oleh kata-kata kalpa vrakhsha,  “pohon hasrat” ceriteranya adalah siapapun yang pernah mendatabgi pohon ini dan duduk {dibawahnya beberapa saat akan terpenuhi}[lit : memiliki ] keinginan apapun yang mungkin dihasratkan. Meskipun tak ada ortang yang mengetahui dimana pohin ini bias didapatkan. Pohonh tersebut adalah akal; Itulah yang memberikan kekuatan kepada pikiran, memberikan ruh atau kehidipan kepada pikiran, adalah perasaan. Seorang manusia tanpa perasaan dia bagaikan mati; dengan perasaan dia hidup. Dan begitupun pikirannya. Pikiran dengan perasaan merupakan kekuatan yang lebih besar ketimbang pikiran tanpa perasaan. Sekedar mengatakanb, “saya saya menyukai seni, : tak akan berefek bilamana tak ada perasaan dibaliknya. Hanya sekedar seuntai kata-kata; tak ada kehidupan padanya. Tetapi manakala kata-kata tersebut disampaikan dengan perasaan, mereka juga keluar melalui hati anda pula, dan pikiran menjadi hidup

            Pernah hidup seorang besar yang kata-kata kinasihnya dapat menghidupkan siapapun, orang yang dapat mengutuhkan kehidupan dan dapat menyembuhkan. Mereka telah meninggalkan pikiran mereka dibelakang mereka, dan orang-orang telah memelihara mereka (pen: riwayat hidup dan ucapan-ucapannya) sebagai skriptur, sebagai kitab suci. Orang-orang telah mengambil mereka sebagai agama. Ada pikiran yang tak akan pernah mati, ada semacam umur panjang yang telah kepadanya. Apapun yang membentuk pikiran mereka telah mengambil musik, prosa, puisi, aforisme, kumpulan kata-lata [hikmah] merka tak akan pernah mati; mereka akan hidip selamanya.

Pergerakan
            Setiap pergerakan mempunyai signifikansi lebih besar ketimbang [yang] seseorang dapat bayangkan. Orang-orang terdahulu, mengenal fakta ini, mengetahui psikologi pergerakan, dan sangat sungguh sangat disayangkan bahwa ilmu tentang pergerakan dan tentang pengaruh psikologinya nampaknya sangat sedikit diketahui saat ini. Pergerakan adalah kehidupan, ketiadanya bak kematian. Semua yang memberi pembuktian kehidupan dalam bentuk apapun adalah [karena] ketiadaan pergerakan.

            Pergerakan dapat dipahami dari titik yang berbeda, dan terdapat banyak pergerakan. Ada pergerakan seketika [yang] alami, yang lebih sering nampak dengan memperhatikan pergerakan anak-anak tanpa dosa yang belum dipelajari mereka dari manapun, orang yang belum terpengaruh oleh orang yang setelah melihat orang [lain] membuat pergerakan, dan hanya membuat mereka secara alamiah, mengungkapkan perasaan-perasaan yang kata-kata tak pernah ungkapkan. Ketika perasaan kekaguman, ketakutan, kenikmatan, kesemarakan, kasih saying, atau penghargaan diungkap secara alami, mereka menyingkap lebih banyak dari pada yang selamanya kata-kata dapat katakana.
 
            Kemudian ada pergerakan yang dapat digolongkan sebagai suatu bahasa dari orang-orang yang berasal dari komunitas, keluarga tertentu, Negara tertentu. Hanya para anggota komunitas tertentu tersebut yang mengetahui bahasa tersebut: yang lain sangat lalai tentangnya. Pergerakan –pergerakan ini yang telah menjadi ungkapan-ungkapan bahasa yang tidak dimengerti oleh rakyat negeri lain, tetapi mereka bukan pergerakan-pergerakan alamidan seketika yang disebutkan diatas yang seperti suatu bahasa bagi keseluruhan. Misalnya cara ketimuran memanggil seseoarang adalah dengan semua jemari; itu mensugestikan, “memanggilmu dengan seluruh hatiku” dan seorang memanggil orang lain hanya [dengan] satu jari dianggap tidak sopan. Di Italia dan Negara-negara mediteranian lain terdapat cara yang sama untuk [lit: tentang] memberi isyarat kepada orang lain. Di semua Negara-negara timur pergerakan-pergerakan tersebut mungkin berbeda, mungkin ada juga beberapa pergerakan yang seperti terdapat di Eropa selatan; terdapat alas an-alasan psikologi mengapa pergerakan-pergerakan ini bias serupa

                             Ada perubahan-perubahan besar dibuat melalui sugesti-sugesti, bahwa tindakan-tindakan kita dan pergerakan-pergarakan seseorang dibuat bagi diri sendiri dan bagi oarng lain. Ada beberapa tindakan-tindakan dan pergerakan-pergerakan yang bertindak apatah yang menyenangkan bagi kita atau bagi orang lain.

            Salutasi yang orang-orang hindu buat antara satu dan yang lain bahwa kita pernah merajut kesatuan. Mempertemukan kedua telapak tangan bermakna kesatuan; mengangkat mereka keatas bermakna Evolusi. Saluitasi yang orang-orang muslim buat, mengangkat tangan kedepan, mensugesti berdiri, dalam aspek apapun yang memungkinkan. Dan apakah orang mengerti maksudnya atau tidak serta membuat salutasi tersebut dengan pikiran atau tidak, dia mempercayai pengaruhnya sama saja baik lebih besar atau lebih kecil. Sudah banyak kerajaan-kerajaan dan raja-raja telah dijatuhkan dari kebesaran keagungan mereka melalui lingkungan kedengkian mereka. Salutasi-salutassi tersebut adalah merendahkan tangan dari atas.

            Kebiasaan seperti menyilankan kaki sementar tidur mensugestikan suatu aral; suatu aral yang menghadang perjalanan kehidupan, yang berarti merintang terhadap semua kemajuan. Orang menggemertakan gigi di malam hari, yang biasanya mengsugestikan keruntuhan, dan ia berpengaruh dalam cara peruntuhan  kehidupan. Orang-orang mempunyai mkebiasaan menepuk-nepukan tangan pada kepala mereka, yang secara praktis mensugestikan pencegahan setiap macam kebangkitan. Mereka mempunyai kebiasaan melipat tangan mereka yang dengan jelas mensugestikan penyerahan [diri]. Ketika kemaharajaan mongol dari delhi pergi melihat seorang darwisy di hutan, dia dan mentrinya melihat darwisy tersebut sedang duduk dengan tangan terlipat dan kakinya merenggang keluar. Darwisy tersebut melihat mereka dating dan duduk didekatnya, tetapi dia tidak mengubah posisi. Mentri tersebut, bertanya-tanya hal itu, membuat penekanan sarkastik, “berapa lamakah, wahai darwisy, telah anda Anda merenggarkan kaki anda ? “ Dia menjawab, “Hanya sejak tanganku telah dilipat. “ Melebarkan tangan berarti rakus atau ingin, dan pelipatan meniadakannya.

            Kadang-kadang seseorang menghalangi jalan didepan kita takala kita berjalan. Khususnya mana kala kita memulai pekerjaan esensial tertentu, ibni mensugestikan rintangan. Kadang-kadang pulpen jatuh dari tangan kita takala kita memulai menulis. Itu berarti apa yang akan kita tulis tidak akan berpengaruh. Gelas mungkin pecah sebelum kita meminum annggur, berarti kehidupan kehidupan belum mengizinkan kebahagiaan yang kita inginkan.Jika seikat kembang dibawa kepada kita ketika kita memulai suatu perjalanan, akan mensugestikan setiap macam kesuksesan.Ini menunjukan bahwa setiap pergerakan disekeliling kita mensugestikan kepada kita suatu hal dan berpengaruh pada kehidupan kita.

            Orang-orang dahulu di Timur, diMesir dan di India memnpunyai tarian mistik.Setiap tarian mempunyai cerita lengkap, dan setiap cerita mempunyai penaruh atas orang yang melihatnya.Di katakana bahwa tarian Mahadeva menguasai lelangit;terian Krisna membuat dia berjaya [atas] kousna, sang monster.Begiitupun orang-orang yang mengabai pengaruh psikologia adalah selalu terhancurkan jika mereka mempermainkan kejaiban pergerakan. Vajad  Ali Syah, Maharaja [paradish] dari Lucknow, dan Raja burma merupakan korban-korban dari pelecehan keindahan program-program. Tukang sullap melakukan semua pekerjaan mereka dengan objek-objek yang mensugesti, bersama dengan pergerakan-pergerakan.

            Ada juga pergerakan-pergerakan individual, pergerakan–pergerakan individual buat, menunjukan dengan hal tersebut kedudukan khusus dari kondisi kesehatan dan mentlnya;sehingga seseorang dapat mmebaca kondisi orang lain melalui pergerakan yang ia buat. Dan jika seseorang memiliki wawasan kedalam pergerakan-pergerakan, orang tersebut dapat mecerap melalui pergerakan orang lain apakah mata dan telinga berfungsi dengan baik ataukah dia mempunyai sesuatu yang salah dengan bagian maupun dengan rasnya. Pergerakan-pergerakan juga menunjukan karakteristik dari seseorang , sikap, titik pandangnya, cara pandang dari kehidupannya. Kehalusan atau kekasran karakter seseorang seperti kebanggaan dan panghinaan [yang] dapat pula disingkap dari pergerakan-pergerakan alamiah dari orang tersebut
.
            Apakah benar membuat sebuah pergerakan ? Semua benar, pergerakan-pergerakan atau tanpa pergerakan , karena setiap hal memiliki kgunaan – kegunaannya, setiap hal memiliki maknanya. Adalah benar menggunakan semua hal yang benar, adalah salah menggunakan semua hal yang salah. Tidak diragukan bahwa terdapat pula makna dalam pengendalian pergerakan-pergerakan. Jika seseorang terus dibolehkan berjalan dengan pergerakan-pergerakannya , kita tidak mengetahui dimana ia akan berekhir, tetapi pada saat yang sama melalui penekanulangan pergerakan –pergerakan seseorang dapat menjadi sebuah batu, dan begitupun banyak orang yang dengan keindahan pikiran dan perasaan lembut , berubah menjadi batu Karena mereka berlebihan dalam mengendalikan pergerakan-pergerakan mereka. Setiap hari suatu kekakuan [yang] lebih besar mendatangi mereka, dan hal ini bekerja berlawanan dengan karakter asal mereka. Mungkin mereka tidak merasa kaku secara alami, tetapimereka berpikir berlebihan untuk melakukan pergerakan-pergerakan mereka, bahkan terhadap perluasan pengubahan menjadi batu. Orang melihat hal ini terjadi berkali-kali. Dengan penekan-ulangan suatu pergerakan seseorang mungkin telah mengubur suatupikiran atau perasaan [hanya] seperti bahwa melalui pergerakan-pergerakan seharusnya dilempar keluar,alih-alih menetap didalamnya. Lebih baik itu ditimbang dikubur dalam hati. Tak diragukan ada cara lain untuk melihatnya, dan yaitu dari titik pandang kendali diri , tetapi ini tetapi ini milik asketsme yang terdapat subjek lain bersamanya
.
            Kemudian terdapat pergerakan-pergerakan lebih diperluas yang termasuk dalam seni. Seni pergerakan-pergerakan ini di bagi kedalam tiga belas. Yang pertama memiliki kasih dan kehalusan pergerakan-pergerekan ditetapkan dengan keahlian dan kelembutan, keselarasan yang mereka ungkapkan, dan musik yang mereka milikidari diri mereka sendiri.berikutnya adalah pergerakan –pergerakan yang menyampaikan maksud dari apayang mereka katakan sepenuhnya. Bila mana seni berbucara dan seni bernyanyi dipisahkan dari seni pergerakan, initentulah serta membawa sesuatu yang amat indah dan cantik. karena  pembicaraan, pendaanan dan penyanyian berangkat bersama pergerakan-pergerakan. Dan kelas ketiga pergerakan-pergerakan atau menterjemahkan musik dalam bentuk pergaerakan-pergerakan.

            Tetapi aspek yang paling esensial dari pergerakan-pergerakan adalah bahwa pegerakan bukan hanya mensugestikan makna yang dimaksudkan , tetapi itu berdasarkan sifat dan karakter.Dapat membuat suatu pengesanan pada orang yang melihat atau pada orang yang membuatnya, suatu pengaruh yang dapat secara otomatis bekerja membentuk suatu takdir dalam kehidupannya. Pada zaman dahulu pergerakan-pergerakan yang pendeta buat selama pelayanan atau upacara mempunyi signifikasi psikologis, yang berdasarkannya membuat pengesanannya ppada orang- orang yang menghadiri perayaan tersebut. Bukan hanya kita benar-benar menyertakan suatu makna pada pergerakan, tetapi sangat sering suatu makna memiliki pengaruh. Orang dapat membahayakan diri senndiri dan orang lain, tanpa mengetahui signifikasi yang ia buat

            Bagaimanakah kita mengetahui pergerakan manakah yang memperbaiki dan merusak? Semua yang kita ingian ketahui kita dapat mengetahui dan mengetahui mereka; sering kita tidak mengetahui berbagai hal karena kita tidak peduli untuk mangetahui mereka.Bidang pengetahuan begitu luas dan mesti begitu luas dekat yang sekali kita tertarik pada suatu subjek, bukan hanya kita menuju kepadanya, tetapi subjek itu dating kepada kita. Untuk memulI menyingkp signifikansipergerakan,karakter mereka sifat mereka misteri mereka kita hanya harus menyaksikan. Pemahaman kita tentang proporsi yang benar, pemahaman kita tentang keindahan da keselarasan, akan mulai menunjukan [kepada] kita apa yang mensigesti perusakan apa yang mensugesti keselarasan, simpati, cinta, keindahan atau kehalusan. Kita hanya harus memberi perhatian kepadanya dan akan datanglah semua. Tetapi untuk mengambarkan pergerakan kostruktif dan yang mana deskruktif akan mengembil tempat yang banyak. Barangkali dama sulitnya dan sama lembutnya seperti membuat yang mana kata deskruktif dan yang konstruktif, dan apap yang menyembunyikan signifikasi psikologis yang setiap kata miliki disamping makna biasanya.
            Lebih lanjut, kehidupan kita seperti sekarang, begitu sibuk dan dikuasai (oleh) hal – hal materi, memberikan kita kesempatan kecil untuk melihat kedalam signifikansi hudup yang lebih dalam. Membiarkan akal kita dikuasai disepanjang hari, sehingga kita telah menjadi pengabai tentang sesuatu dibalik tirai kehidupan itu sendiri yang padanya kita hidup, tentang pergerakan disekeliling kita, dan tentang pergerakan yang kita buat. Merupakan kepayangan, dan menetapkan kita mengambang pada permukaan, pengabai kedalaman, karena kita tidak memiliki waktu memikirkan hal – hal ini. Hal – hal ini yang memiliki makna mereka, siknifikansi mereka, an pengaruh mereka sama belaka, apakah kita mengetahuio mereka atau tidak.

            Keberkatan yang diberikan oleh orang bijak, harapan – harapan dan doa – doa baik pada guru, selalu dekat denganpergerakan. Pergerakan yang membuata doa – doa hidup, mereka meyakinkan bahwa keberkatan dianugrahkan. Tak diragukan  jika pergerakan tanpa pikiran hening dan perasaan dalam adalah sangat kurang timbangan pikiran dan perasaan, hamper tidak ada. Tetapi manakala pergerakan dibuat dengan pikiran dan perasaan seribu kali lebih aktif.
           
Rekaman Mental
            Akal bagaikan rekaman mesin bicara. Tetapi karena ia adalah suatu mekanisme hidup, ia bukan hanya memproduksi yang dikesankan padanmya, tetapi juga mencipta.

            Setiap pikiran yang akal ciptakan mempunyai beberapa koneksi dengan suatu gagasan yang telah direkam, tidak persis sama tetapi dekat kepadanya. Sehingga orang mengurat garis dengan dalam pada akal (yang ) mungkin memiliki beberapa garis kecil terlontar darinya, seperti cabang – cabang dari pkok sebuha pohon. Maka dari itu melihat membedah garis – garis guratan lebih dalam lagi melalui obserfasi atas pangkalnya, persisi orang mampu , dengan melihat pada daun, banyak dari pikiran orang ketimbang dari orang lai. Karena aturan setiap pikiran yang orang ekspresikan memiliki koneksi didasarnya dengan dengan suatu perasaan dalam. Pembacaan garis terdalam bagaikan pembacaan penyebab pikiran seseorang. Pengetahuan sebab itu dapat memberikan pemahaman lebih besar ketimbang hanya mengetahui seperti dinding, dibaliknya terdapat penyebabnya, apakah sumbernya.

            Apakah garis – garis yang dalam darinya pangkal – pangkal muncul ? Mereka adalah pengesanan yang orang mendapatkan alam bagian pertama kehidupannya. Di Timur, dengan pertimbangan teori ini, mereka mengobserfasi aturan – aturan tertentu dengan keluarganya mengenai pengharapan Ibu dan anaknya, sehingga tak ada pengesanan pentingnya sehingga pertanyaan ini perlu dipelajari.

            Manusia secara prinsip adalah akal ketimbang tubuh; dan ketika akal dapat mengesankan, manusia dapat dikesankan oleh alam. Sangat seringa dalah penyakit, kesehatan, keberuntungan, kegagalan yang semua bergantung pada pengesanan pada akalnya. Mereka mengatakan garis – garis nasib dan kematian berada pada kepala dan telapak tangan, tetapi saya akan mengatakan bahwa pengesananlah yang orang miliki pada akalnya yang menetapkan takdirnya. Garis – garis pada kepala atau telapak tangan diperlukan garis – garis pada tangan atau wajah.

            Dapatkah bahasa ini dipelajari seperti steno? Tidak, metodenya berbeda, sementara setiap orang berjalan kedepan dengan pikiran orang lain, pelihat berjalan kebelakan. Semua pengesanan tetnatng kenikmata, kesedihan, kekuatan, kekeceaan menjadi tergurat pada akal. Ini berarti bahwa mereka telah menjadi manusia itu sendiri. Dengan kata lain, manusia adalah rekamanan pengesanannya. Agama tua mengatakan bahwa rekaman tindakan manusia yang direproduksi pada hari akhir, yang para malaikat menulis semyua perbuatan abik dan buruk oleh setiap orang. Apa yang kita pelajari dari ekspresi alegoris ini adalah saat akan menunjukan pada akal. Meski terlupakan, ia selalu disana, dan sebuah saat akan menunjukan dirinya.

            Orang dengan mudah dapat menurut pada masa lalu seseorang dari yang ia katakana dan ari cara dia katakana dan dari cara dia mengekspresikannya. Masa lalu berdenting di hatinya bagaikan bel. Hati manusia adalah sebuah rekaman bicara yang berjalan dengan sendirinya;jika telah selesai bicara, orang hanya harus memutar balik masa lalunya. Jika ia telah melewati penderitaanny. Meskipun ia lebih baik dia akan menggetarkan hal yang sama; keadaan luarnya tak akan mengubah wujud terdalamnya. Meskipun ia telah bergembira, hatinya akan menggetarkan masa lalunya. Orang yang telah saling bertentangan antara satu dengan lainnya, pada suatu saat mereka akan menjadi sahabatan masih akan merasakan hentakan detak kebencian masa lal. Maharaja yang telah diturunkan, dipenjara, orang masih akan merasakan getaran masa lalunya dalam atmosfir dirinya mereka. Kehidupan masa lalu, dan tak seorang pun dapat dengan mudah menghancurkannya, betapapun kemungkinan dan keinginan seseorang menutupnya.

            Dalam pembicaraan seseorang dan dalam tindakannya pelihat rancangan yang mewakili garis – garis tersebut apda akalnya. Telaah yang menarik tentang subjek ini dapat dibuat melalui penelaah (karya) seni dari masa yang berbeda dan dari bangsa – bangsa yang berbeda. Setiap bangsa memiliki garis – garis dan bentuk – bentuk tipikanya, setiap periode menunjukan kekhasan ekspresi dalam (karya) seninya. Orang menemukan pula dalam ungkapan penyair dan tema – tema para musisi. Bilamana orang mempelajari sesorang musisi dan karya – karya selama hidupnya, orang bukan menemukan keseluruhan karyanya dikembangkan dengan garis tertentu sebagai landasan. Pula, dengan mempelajari biografi orang – orang besa, orang menemukan bagaimana suatu hal menjurus kepada yang lain, berbeda tetapi berasal dari hal yang sama. Maka adalah alami seseorang maling pada suatu masa akan menjadi maling ulung, begitupun orang taatsetelah waktu berselang mungkin akan menjadi orang suci.

          Tidaklah sulit untuk menyusuri garis yang telah dibuat pada akal seseorang. Ynag sulit adalah bertindak bertentangan terhadap garis yang disuratkan di sana, khususnya pada kasus (yang) manakala ia menjadi garis yang tak diinginkan. Syiwa mamberikan ajaran yang khusus pada subjek tersebut, yang dia sebut vipoit karnai, bertindak berlawanan terhadap seseorang .Dia memberikan kepentingan terbesar terhadap metode kerja ini dengan diri sendiri, karena dengan metode ini pada akhirnya orang tiba pada penguasaan.

         Dibawah kelima indra terdapat satu indra prinsip yang bekerja melalui yangb lain. Melalui indra inilah sehingga orang merasakan dengan dalam dan membedakan antara pengesanan-pengesanan yang dating dari luar. Setiap pengesanan dan pengalaman diperoleh melalui indra ini direkam dalam garis-garis dalam di akal. Sifat garis-garis ini nadalah menginginkan (to want) dan membutuhkan (to need) hal yang sama telah direkam, berdasarkan kedalamnya, sebagai contoh, seperti halnya yang asin, kecut, pedas adalah rasa yang diperoleh, dan tanda akuisisi ini adalah garis (yang) dalam pada akal. Maka setiap garis memproduksi harapan untuk hidup diatas pengesanannya, dan kurangnya pengalaman bagaikan kematian atas garis tersebut. Rasa tak sedap, seperti ikan, cuka, atau keju, menjadi sedap setelah garis dibentuk, rasa meski tak cocok secara berlebihan ketika garis digurat baik diakal
.
         Aturan yang sama dapat diterapkan kepada not-not musik. Kombinasi musik tertentu, manakala sekali terkesan pada akal, mungkin menjadi sangat cocok kepadanya. Semakin (sering) orang mendengarkan pada musik tersebut yang telah kesankan pada akal, Semakin orang (tersebut) ingin mendengarkannya. Dan orang tidak pernah menjadi lelah tentangnya kecuali yang lain, garis lebih dalam dibentuk, maka garis pertama mungkin diabaikan dan mungkin menjadi garis mati. Demi alasan itulah sehingga musuk yang dimiliki orang-orang tertentu, baik dikembangkan ataupun tidak, adalah musik ideal mereka. Maka itu bukan musik luar tetapi musik dalam akal tersebut yang mungkin mempunyai pengaruh. Inilah alasannya mengapa para composer memadukan (not) yang satu dengan yang lain dalam musuk mereka, karena garis yang dikesankan pada akal mereka telah dicipta melalui yang mereka telah dengar, dank arena garis pertama diwarisi dari composer yang lain, terdapat pemaduan. Dengan cara ini musik setiap orang membentuk karakternya masing-masing.

        Hukum yang sama berlaku pada puisi. Orang menikmati puisi dari pengesanan pengesanan mula seseorang. Bila mana puisi orang baca tidak seharmonis dengan pengesanan-pengesanan pertama, orang tersebut tidak akan terlalu menikmatinya. Semakin seseorang membaca suatu puisi tertentu semakin orang tersebut manikmatinya, karena dalam pengesanan dalam tersebut pada akalanya. Dari sini kita belajar bahwa bukan hanya yang diinginkan bias manjadi suatu kesukaan.Meski hal-hal yang mungkin orang tidak akan pernah miliki, seperti rasa sakit, penyakit, khawatir, atau kematian, biulamana terkesankan dengan dalam pada akal seseorang, secara tak sadar orang rindu untuk mengalami mereka lagi.

        Sangatlah menarik menemukan bahwa bilamana seseorang telah membentuk suatu opini tentang hal atau orang tertentu dan setelah suatu masa telah ada sesutau-sesuatu yang meruntuhkan opini tersebut, dia akan masih berpegang kepadanya, karena garis-garis ini terkesan dengan dalam pada akalnya. Sungguh tepat yang ahli mistik katakana bahwa ego manusia adalah pada akalnya. Dan masih lebih menyenangkan menemukan bahwa setelah menjalani hidupnya dibawah pengaruh pengesanan-pangasanan dalam hal ini pada akal, manusia masih berkisar tentang yang dia sebut kehendak bebasnya.

           Setiap garis yang digurap dengan dalam pada permukaan akal mungkin mirip dengan pem buluh vena yang melaluinya darah mengalir, yang membuatnya tetap hidup. Sementara darah mengalir, tetap berproduktif atas pangkal-pangkal cabang garis terdalam tersebut. Ada saat manakala semacam kelimpahan tiba pada suatu garis dimana darah tak mengalir dan tak tak ada pangkal-pangkal cabang. Bilamana garis terlimpahkan disentuh oleh pengaruh luar yang berhubungan dengan garis tersebut,dan ini membuat darah mengalir lagi dan pangkal-pangkal cabang bermunculan, mengekspresikan diri mereka dalam pikiran. Persis seperti keadaan jaga atau tidurgaris-garis tersebut.

            Seperti satu not musik dapat terdengar secara penuh pada suatu waktu, begitupun satu garis pangkal-pangkal cabang dapat dipahami, dan kehangatan ketertarikanlah yang menetapkan darah mangalir dari garis particular tersebut. Mungkin ada garis-garis lain, dimana darah juga hidup, meskipun jika mereka tidak dijaga agar tetap hangat oleh ketertarikan seseorang, mereka menjadi melimpah dan lalu lumpuh. Dan meski darah ada disana, kehisupan ada disana: ia menunggu ia menunggu  saat untuk bangun. Kesedihan masa lalu, ketakutan masa silam, kenikmatan masadahulu, dapat dihidupkan setelah berthun-tahun, dan dapat mamberikan sensasi yang persis sama [dengan] yang orang alami sebelumnya.

            Semakin orang menetahui misteri fenoimena-fenomena ini, orang semakin mengerti bahwa ada dunia dalam diri sendiri:yaitu  dalam akal seseorang terdapat sumber kebahagiaan dan ketidakbahagiaan,sumber kesehatan dan penyakit, sumber cahaya dan kegelapan, dan mereka dapat dibangunkan baik secara mekanik maupun kehendak, hanya jika manusia mengetahui cara melakukannya. Sehingga orang tak menyalahkan kesialannya tidak pula menyalahkan rekannya sendiri. Orang lebih toleran, lebih nikmat, dan lebih mencintai kepada tetangganya, karena orang menetahui penyebab segala pikiran dan tindakan dan melihatnya sebagai akibat dari sebab tertentu. Dokter jiwa tidak mendendam kepada pasien dirumah sakit jiwa meskipun pasien memukulnya, karena dia mengetahui penyebabnya. Psikologi adalah alkemi lebih tinggi, dan seseorang tidak mesti mempelajarinyatanpa mempraktekannya. Praktik dan belajar mesti berjalan bersama ,ini membuka menuju pintu kebahagiaan bagi setiap jiwa.

Defenisi Psikologi
            Secara harfiah/ bahasa,terbbagi atas fisik dan logos, yang berarti ilmu dan fisik. Secara filosofi Psikologi adalah ilmu tentang sifat manusia, kecendarungan manusia, dan titik pandang manusia. Ada orang bijak mengatkan bahwa semakin dalam seseorang menyentuh ilmu ini, semakin orang meneranginya, membuat kehidupan lebih jalas terhadap visinya. Tinjauan filosofo tentang jati diri. Filosofi atau filsafat berasal dari kata Yunani, PHILOSOPHIA,philos = cinta ; Sophia = pengetahuan. Yakni pengetahuan yang yakin, yang sampai kepada sebab- sebabnya sesuatu.

            Berbicara tentang jati diri maka berbicara tentang kejelasan DIRI kita ?Misalnya AKU si A itu hanyalah sebuah penamaan bagi diri kita dan itupun tak menjelaskan akan diri kita ytang sebenarnya. Atau hilangnya beberapa anggota tubuh (mis: kaki, jari) apakah hilang pula diri ? memngetahui siapa DIRI maka kita tertuju pada asal kemunculan / meng- ADA- nya DIRI. Jika dirunut bahwasanya aku dari si ibu dan Bapak. Dan kita akan menemukan realitas ke-DIRI- an atas Ibu, Bapak, kakek, nenek dan seterusnya. Sementara Ibu atau Bapak menunjukan peran yang telah melahirkan DIRI/ kita. Lagi-lagi belum menjelaskan ke-DIRI-an. Dalam benak kita akan meyakini bahwa kita, Ibu ataupun Bapak tidak dapat muncul begitu saja dan meyakini lebih bahwa ada sesuatu yang lebih dari diri kita / atau lebih kuasa atas kuasanya DIRI sehiungga meniscayakan sesuatu yang meng-ada-kan  diri kita atau yang menciptakan kita.
            Kita menemukan kenyataan diri bahwa kita semua adalah CIPTAAN. Segala sesuatau yang berasal dariNYA berdasarkan atas kebaikan-nya (kasihNYA). Dia maha sempurna dan selai diri-NYA adalah tak sempurna, CIPTAAN (ke-DIRI-an) segala bentuk tingkah laku berdasarkan aturaNYA untuk menuju diriNYA/KESEMPURNAAN. DIRI merupakan alam fisik, terbagi atas yang nampak (tubuh beserta organ – organnya) dan yang tak nampak (pemikiran, mental, dan hasrat). Organ – organ ( bagian – bagian yang membentuk tubuh ) seperti mata, telinga, tangan hingga jantung, usus dsb, merupakan benda – benda yang melakukan aktivitas sehingga menunjang satu sama lainnya, sementara akal merupakan alat untuk berfikir, dan hasrat berperan mendorong untuk kita berbuat. Berdasarkan definisi psikologi, sifat manusia terdiri atas sifat yang baik dan sifat yang buruk. Dan didalam kehidupan sehari – hari kecenderungan diri tergantung pada titik pandang manusia itu sendiri.
            Kecenderunan diri untuk berbuat baik, itu meniscayakan akan berakngkat dari titik pandang yang baik, demikian pula sebaliknya. Yang menjadi pertanyaan adalah titik pandang yang baik itu seperti bagaimana? Titik pandang yang baik adalah kembali kepada diri-NYA. Sejauh diri berbuat baik maka ia berlaku baik terhadap ke-diri-an dan merupakan wujud bertingkah laku berdasarkan aturanNYA. Karena segala bentuk KEBAIKAN adalah memberikian sesuatu yang bermanfaat terhadap mahluk dan alam semesta.
Fungsi dan tujuan mempelajari Psikologi
-          Fungsi mempelajari psikologi untuk dapat memudahkan memahami karakteristik individu dan massa.
-          Bertujuan mempelajari psikologi adalah untuk dapat memudahkan beradaptasi dalam suatu lingkungan tertentu.

Perangkat analisis psikologi
            Perangkat berarti alat atau berbicara tentang hal – hal pendukung sesuatu. Untuk mendukung terjadinya analisis psikologi maka kita akan kembali pada apa yang dimaksud dengan psikologi itu sendiri. Psikologi berbicara sifat – sifat manusia, yakni sifat alamiah dan sifat skhlak/moralitas/manusiawi. Sifat alamiah merupakan kecenderungan yang berangkat dari nafsu/ego. Contohnya : ketika kita disakiti maka kecenderungan yang muncul adalah kita membalasnya dengan menyakitinya kembali., orang bai terhadap kita maka dibalas dengan kebaikan juga. Sifat/akhlak/moralitas/manusiawi merupakan kecenderungan yang berangkat dari sisi manusiawi. Contoh : ketika kita disakiti maka kecenderungan yang muncul adalah kita membalasnya dengan bukan menyakitinya kembali namun berlaku baik atau memberikan kasih saying. Ada beberapa bentuk falsafahhidup dibeberapa daerah salah satunya adalah sebelum mencbit orang lain cobalah mencubit diri sendiri. Falsafah hidup kedaerahan merupakan titik pandang manusia untuk menajalani kehidupan yang sesuai dengana turan – aturan  yang sifatnya universal/umum sehingga menyentuh disetiap segi kehidupan baik itu kehidupan bermasyarakat ataupun individu. Sebelum melakukan/berbuat tindakan kita diarahkan kembalikepada siapa diri kita masing – masing sebab dengan adanya kesadaran diri bahwa asal dan tujuan diri kita hidup yang jelas akan menghantarkan kita kepada bentuk kesempurnaan/kebenaran/kebaikan. Contoh sifat kedua merupakan inplementasi dari cita – cita manusia yang harus dimiliki setiap individu dan bersama – sama menuju sebuah kesempurnaan hidup, namun jika kesadaran diri belum terbentuk maka cita – cita tersebut hanya dalam ide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar